PM Australia Larang Warganya Ikut Demonstrasi Pro-George Floyd

Jumat, 05 Juni 2020 – 22:31 WIB
Perdana Menteri ke-30 Australia Scott Morrison. Foto: Reuters

jpnn.com, CANBERRA - Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta warga untuk tidak menghadiri demonstrasi Black Lives Matter  terkait kematian George Floyd oleh seorang polisi di Amerika Serikat.

"Warga Australia jangan menghadiri aksi unjuk rasa terhadap kematian George Floyd karena risiko penyebaran virus corona," ujar Perdana Menteri Scott Morrison pada Jumat.

BACA JUGA: Ada Fakta Mengejutkan soal George Floyd dan Virus Corona, Ternyata

Aksi unjuk rasa sebagai respons kematian George Floyd dan bentuk dukungan terhadap suku pribumi Australia akan digelar akhir pekan ini di kota-kota terbesar negara itu.

Penyelenggara demonstrasi mengharapkan ribuan orang akan hadir dalam aksi unjuk rasa itu.

BACA JUGA: Hasil Autopsi: George Floyd Positif COVID-19

Sementara itu, ratusan orang berunjuk rasa di London dan Berlin pada Minggu (31/5) sebagai bentuk aksi solidaritas atas kematian George Floyd

Para pengunjuk rasa berlutut di Alun-alun Trafalgar, di pusat Kota London, dengan meneriakkan "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian". Mereka lantas bergerak melewati Gedung Parlemen dan mengakhiri aksinya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat.

BACA JUGA: Wali Kota Los Angeles Ikut Berlutut Bersama Demonstran George Floyd

Polisi metropolitan menyebutkan mereka mengamankan lima orang di depan Kedubes AS, tiga di antaranya melanggar aturan pembatasan COVID-19 dan dua lainnya karena menyerang polisi.

Ratusan pengunjuk rasa juga mengelar aksi di depan Kedutaan Besar AS di Berlin, membawa poster bertuliskan "Keadilan untuk George Floyd", "Berhenti membunuh kami" dan "Siapa lagi berikutnya."

Kematian George Floyd yang terjadi usai penangkapannya pada Senin menuai gelombang protes di AS, melepaskan amarah yang terpendam atas bias rasial dalam sistem peradilan kriminal AS.

Sejumlah unjuk rasa berubah menjadi brutal saat para demonstran memblokir lalu lintas, membakar ban dan bentrok dengan polisi antihuru-hara, yang beberapa di antaranya menembakkan gas air mata dan peluru karet dalam upaya membuat situasi kembali kondusif. (ant/dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler