PMI Tuntas Bantu Korban Tsunami Mentawai

Sabtu, 19 Januari 2013 – 10:46 WIB
PADANG--Palang Merah Indonesia (PMI) Sumatera Barat dan  Manaco Red Cross (MRC) menuntaskan program Water Sanitation and Hygiene Promotion (WASH)  bagi korban gempa dan tsunami di Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Program PMI Sumbar dan MRC tersebut telah membantu  pembangunan sanitani (MCK) untuk 772 jiwa. Pembangunan sanitasi tersebut dibangun di lokasi hunian sementara.

"Diharapkan dengan bantuan sanitasi ini, kualitas kehidupan korban gempa Mentawai yang tinggal di huntara dapat lebih baik. Sebenarnya, kami juga ingin membantu pembangunan jaringan air bersih bagi masyarakat di sana. Namun karena lokasi hunian tetap (huntap) bagi korban gempa Mentawai belum jelas, kami tak berani membangunnya karena takut nanti ada persoalan atau terkena  pelebaran jalan untuk pembangunan  huntap," ujar Kepala Markas PMI Sumbar, Hidayatul Irwan kepada Padang Ekspres (Grup JPNN) Jumat (18/1) di kantor PMI Sumbar.

Ia menyebutkan, sebelumnya PMI telah membantu pembangunan hunian sementara (huntara) di titik relokasi di Pagai Selatan, lokasi paling Selatan di Mentawai. Sedikitnya ada 516 unit huntara yang telah dibantu pembangunannya di KM 32, KM 37 dan KM 40 serta Lakkau. Saat  huntara tersebut dibangun PMI, diakuinya belum dilengkapi fasilitas MCK yang memadai.

"Belum optimalnya kesadaran masyarakat tentang perubahan perilaku hidup bersih dan sehat ini disebabkan keterbatasan ketersediaan fasilitas air dan MCK," ujarnya.

MRC sendiri menawarkan untuk membantu korban gempa di Mentawai. Karenanya, PMI Pusat  dan MRC melakukan penandatangan memorandum of understanding (MoU). Setelah itu, barulah dilakukan penyusunan rencana kegiatan dan rencana anggaran biaya (RAB) di Padang untuk kegiatan yang akan dilaksananakan di Mentawai. Sebelum kegiatan itu jalan, PMI Pusat dan PMI Sumbar terlebih dahulu melakukan rapat bersama.

Awalnya, PMI Sumbar menawarkan 10 dusun yang dapat dilaksanakan program WASH tersebut. PMI menyusun prioritas pertama, kedua dan terakhir. Prioritas pertama yang ditawarkan adalah Kinumbuk, Lakkau, Limosua, Munte Kecil dan Sabiret. Sedangkan prioritas kedua adalah Lagigi, Eruparaboat, Bake. Sedangkan prioritas terakhir adalah Maurau, Purorogat dan Tapak Jaya.

"MRC memilih untuk melaksanakan program WASH tersebut  di lima dusun yang menjadi prioritas utama yang ditawarkan PMI Sumbar. Kegiatan teknis di lapangan dimulai pertengahan Mei 2012 hingga 24 Desember 2012, efektif enam bulan," ujarnya.

Cuaca ekstrem, sarana transportasi dan akses komunikasi yang sulit, cukup mengganggu PMI Sumbar dan MRC dalam melaksanakan program kegiatan. Adapun program yang telah dilaksanakan PMI dan MRC adalah pembangunan 53 unit MCK di lima dusun. Yakni di Kinumbuk, Lakkau, Limosua, Munte Kecil dan Sabiret.
Koordinator Program MRC, Marielle Riccio  menyebutkan, untuk mendatangkan bangunan ke Mentawai sangat sulit, karena faktor cuaca kurang bersahabat. Namun begitu, tak menyurutkan semangat MRC untuk tetap membantu dan mengurangi penderitaan korban gempa di Mentawai.

"Saya berharap kita semua dapat mengambil pelajaran berharga tentang kemanusian," ucapnya.

Sementara itu, Ketua PMI Sumbar, Marlis Rahman menyebutkan pihaknya sangat berterima kasih dengan bantuan dan kerjasama tersebut. Dia juga berharap fasilitas yang telah dibangun MRC dan PMI Sumbar tidak dipindahkan begitu saja saat pembangunan hunian tetap. (ayu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Melahirkan di Pengungsian

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler