jpnn.com, BANDA ACEH - Pohon tumbang di Gampong Paloh Me Cet Jabet, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, menimpa dua orang pengendara motor.
Seorang korban warga Gampong Paloh Me Cet Jabet, Kecamatan Gandapura, meninggal dunia.
BACA JUGA: Sumur Resapan Jakarta Dibangun di Atas Trotoar, Ferdinand: Konyol, Enggak Pakai Akal
Insiden itu terjadi pada pukul 12.30 WIB, Selasa, akibat cuaca ekstrem.
"Pohon tumbang ini akibat cuaca ekstrem dan juga karena pohon sudah tua," kata Kepala Pelaksana Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas, Selasa.
BACA JUGA: Bocah SD Melawan Jambret, Akhirnya Tertangkap
Pohon tumbang itu menimpa dua warga yang sedang melintasi jalan dengan menumpangi sepeda motor jenis CBR.
Dua korban pohon tumbang tersebut atas nama Fitriadi (30) yang dilaporkan meninggal dunia dan Kartini (28) yang mengalami luka ringan.
"Pohon tumbang ini menutupi badan jalan. Sedangkan kondisi satu unit sepeda motor CBR milik korban rusak berat," kata Ilyas.
BPBD Kabupaten Bireuen telah berkoordinasi dengan lintas stakeholder, seperti tim reaksi cepat (TRC), TNI, Polri, Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan masyarakat guna melakukan pemotongan pohon yang tumbang.
Untuk korban yang meninggal dunia telah dievakuasi ke rumah duka serta korban luka ringan dilarikan ke ke Puskesmas Gandapura, Bireuen.
"Material pohon tumbang sudah dibersihkan," katanya.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat provinsi setempat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat Aceh sudah masuk puncak musim hujan yang menyebabkan bencana hidrometeorologi.
“BMKG selalu memonitor perkembangan cuaca maupun indikator yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di Aceh,” kata Koordinator BMKG Provinsi Aceh Nasrol Adil.
Nasrol menjelaskan pada November ini di Aceh terjadi belokan angin secara intensif, yang menyebabkan pembentukan awan hujan di Aceh makin aktif.
“Terutama pada medio November ini. Karena secara statistik klimatologis, puncak musim hujan di Aceh rata-rata di November ini,” katanya.
Oleh karenanya, intensitas hujan tinggi tersebut yang memicu terjadinya dampak bencana hidrometeorologi di wilayah Tanah Rencong, berupa angin puting beliung, petir, angin kencang, banjir, tanah longsor dan gelombang laut tinggi.
Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan langkah-langkah antisipasi terkait potensi bencana hidrometeorologi di Bumi Serambi Mekkah itu. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti