TIAP orang tua pasti panik jika mendapati buah hatinya tak juga mengucapkan kata-kata saat usianya sudah seharusnya dapat berbicara. Karena itu, ayah dan bunda harus tahu tahap perkembangan anaknya dan pola asuh yang benar.
Dokter Lisna Aniek Farida SpKFR dari Rumah Sakit Husada Utama mengatakan, ada beberapa penyebab kemampuan bicara seorang anak terganggu. Lisna mengungkapkan, gangguan perilaku seperti atensi, konsentrasi, dan emosi dapat mengganggu kemampuan bicara seorang anak. Misalnya, anak hiperaktif dan autis.
Bukan hanya itu, yang mungkin kurang disadari orang tua, pola asuh yang salah juga dapat mengakibatkan anak mengalami gangguan bicara. "Anak yang jarang diberi rangsangan untuk berbicara berpotensi mengalami keterlambatan berbicara," ujar Lisna.
Dia mencontohkan, seorang anak yang sering diasuh di depan televisi dengan tenang dan jarang diajak berbicara akan lebih stagnan dalam merespons sesuatu. Apalagi, jika pengasuhan diserahkan kepada pihak ketiga alias babysitter yang kurang berpengalaman atau kurang telaten mengajak anak berkomunikasi.
Upaya orang tua dalam membatasi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya juga dapat memicu adanya gangguan bicara. "Karena itu, di mana pun anak berada, lebih baik diberi kesempatan untuk bersosialisasi," terang spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik itu.
Selain beberapa faktor itu, gangguan bisa juga muncul karena ada masalah dengan fisiologi tubuh. Misalnya, ada masalah dengan pusat bahasa di otak, masalah dengan organ bicara anak, maupun masalah sensoris. Contohnya, pendengaran yang kurang atau adanya masalah dalam mengorganisasi input sensoris yang didapat anak (gangguan sensoris integrasi).
Karena itu, ortu harus mengenal tahap perkembangan berbicara anak. Normalnya, anak yang baru lahir akan menangis. Kemudian, saat berusia empat bulan, anak bisa menoleh ke arah suara, tertawa, mengoceh, merespons suara, dan meniup ludah. Lalu, usia tujuh bulan, anak akan mengeluarkan kata-kata walau tidak spesifik.
Pada usia sepuluh bulan, mereka akan mulai menirukan suara, mengucapkan kata mama atau papa, dan lebih spesifik. Begitu mendapati ada gangguan berbicara pada putra-putrinya, ortu lebih baik mengonsultasikan masalah itu. Dokter akan mencari penyebab. "Bisa jadi, anak juga mengalami keterlambatan dalam bidang perkembangan yang lain," jelasnya. (kit/c10/ayi)
Dokter Lisna Aniek Farida SpKFR dari Rumah Sakit Husada Utama mengatakan, ada beberapa penyebab kemampuan bicara seorang anak terganggu. Lisna mengungkapkan, gangguan perilaku seperti atensi, konsentrasi, dan emosi dapat mengganggu kemampuan bicara seorang anak. Misalnya, anak hiperaktif dan autis.
Bukan hanya itu, yang mungkin kurang disadari orang tua, pola asuh yang salah juga dapat mengakibatkan anak mengalami gangguan bicara. "Anak yang jarang diberi rangsangan untuk berbicara berpotensi mengalami keterlambatan berbicara," ujar Lisna.
Dia mencontohkan, seorang anak yang sering diasuh di depan televisi dengan tenang dan jarang diajak berbicara akan lebih stagnan dalam merespons sesuatu. Apalagi, jika pengasuhan diserahkan kepada pihak ketiga alias babysitter yang kurang berpengalaman atau kurang telaten mengajak anak berkomunikasi.
Upaya orang tua dalam membatasi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya juga dapat memicu adanya gangguan bicara. "Karena itu, di mana pun anak berada, lebih baik diberi kesempatan untuk bersosialisasi," terang spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik itu.
Selain beberapa faktor itu, gangguan bisa juga muncul karena ada masalah dengan fisiologi tubuh. Misalnya, ada masalah dengan pusat bahasa di otak, masalah dengan organ bicara anak, maupun masalah sensoris. Contohnya, pendengaran yang kurang atau adanya masalah dalam mengorganisasi input sensoris yang didapat anak (gangguan sensoris integrasi).
Karena itu, ortu harus mengenal tahap perkembangan berbicara anak. Normalnya, anak yang baru lahir akan menangis. Kemudian, saat berusia empat bulan, anak bisa menoleh ke arah suara, tertawa, mengoceh, merespons suara, dan meniup ludah. Lalu, usia tujuh bulan, anak akan mengeluarkan kata-kata walau tidak spesifik.
Pada usia sepuluh bulan, mereka akan mulai menirukan suara, mengucapkan kata mama atau papa, dan lebih spesifik. Begitu mendapati ada gangguan berbicara pada putra-putrinya, ortu lebih baik mengonsultasikan masalah itu. Dokter akan mencari penyebab. "Bisa jadi, anak juga mengalami keterlambatan dalam bidang perkembangan yang lain," jelasnya. (kit/c10/ayi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenali Tanda-tanda Cosmoholic
Redaktur : Tim Redaksi