jpnn.com, SIDOARJO - Sosialisasi ketertiban berlalu lintas kini sudah merambah kalangan pesantren. Kemarin, bertempat di halaman gedung Integrated Learning Center (ILC) Pondok Pesantren (Ponpes) Bumi Shalawat, Lebo diadakan lomba Pondok Pesantren Idol for Road Safety (Poniras).
Hadir dalam acara yang digagas Ditlantas Polda Jatim tersebut Kasubdit Kamsel Kompol Adhitya Panji Anom. ”Tujuannya, para santri menjadi bagian agen pelopor keselamatan lalu lintas. Jatim pertama mengawali program ini,'' kata Adhitya.
Menurut dia, sosialisasi keselamatan dalam berkendara sering dijumpai di sekolah negeri maupun swasta. Padahal, ada satu elemen lagi yang belum tersentuh. Yakni, pondok pesantren. Karena itu, program Poniras muncul. ''Pesantren Bumi Shalawat ini kunjungan yang ketujuh. Masih banyak lagi tempat lain,'' terangnya.
Dalam setahun terakhir, banyak kecelakaan yang menimpa warga usia produktif. Termasuk kalangan pelajar. Karena itu, pemahaman akan ketertiban dalam lalu lintas sangat penting. Termasuk kalangan pesantren. Saat liburan, bisanya para santri pulang dan tidak tertutup kemungkinan mengendarai motor. ''Yang terpenting pakai helm dan jangan lupa membawa surat-surat kendaraan seperti SIM dan STNK. Taati aturan berkendara,'' tegasnya.
Di sela kegiatan kemarin, para santri tidak hanya memperagakan gerakan lalu lintas. Mereka juga diajak mengerjakan soal dalam hal berkendara. Ada juga ujian praktik keahlian berkendara yang dibuat tim Satlantas Polresta Sidoarjo di halaman Ponpes Bumi Shalawat. ''Kami berharap mereka lebih terampil,'' ujar AKP Eka Anggriana, Wakasatlantas Polresta Sidoarjo.
Yang menarik, pada penilaian program Poniras tersebut, sejumlah santri unjuk kemampuan berpidato. Damamsyah Naufal Asy'ari, misalnya. Dalam pidatonya, dia menjelaskan bahwa polisi lalu lintas itu bagian dari ulil amri. Mereka ditugasi untuk mengatur sesuai bidangnya. Yakni, menjaga ketertiban di jalan raya. Karena itu, masyarakat harus patuh dan menaati aturan.
Bukan hanya Damam. Dua santriwati lain juga unjuk kepiawaian. Roufhotun Maghfiroh dan Anita Firdhaus berpidato dalam dua bahasa. Yakni, bahasa Arab dan Inggris. Keduanya sangat lancar dalam berbahasa asing itu. Polisi yang hadir di pesantren pun dibuat geleng-geleng kepala. Takjub. Mereka pun bertepuk tangan. (oby/c7/hud)
BACA JUGA: Anak Presiden Ancam Turunkan Pangkat Polisi, Akhirnya Nangis
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polantas Ditabrak di Depan Istana, Tangan dan Kaki Patah
Redaktur : Tim Redaksi