Polbangtan Medan Promosikan Enterpreunership Kopi

Minggu, 23 Desember 2018 – 22:30 WIB
FGD dengan para petani kopi, pemilik kafe, mahasiswa Polbangtan Medan. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, MEDAN - Pemerintah mendorong Provinsi Sumatera Utara untuk memberdayakan para petani kopi di daerahnya, seperti Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Karo, Dairi, Simalungun dan Kabupaten Siantar.

Hal itu dituangkan dalam forum pertemuan langsung yang diadakan di Hotel Garuda Plaza Medan, Sabtu (22/12). Acara ini dihadiri 50 peserta terdiri dari petani pegiat kopi dari beberapa kabupaten seperti Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Karo, Dairi, Simalungun dan Kabupaten Siantar, pemilik kafe/warung kopi binaan Polbangtan Medan, dosen dan juga mahasiswa Polbangtan Medan.

BACA JUGA: Upsus Siwab Tingkatkan Populasi Sapi & Sejahterakan Peternak

Narasumber yang hadir ada Manager Starbucks Farmers Support Centre Brastagi Dr. Ir. Surip Mawardi, Ketua LSP Kopi Ir. Edi Panggabean, dan Dir.UD TANPAK Sidikalang H. Sabilal Rasyad Maha.

FGD ini bertujuan untuk meningkatkan jejaring kemitraan dengan berbagai stakeholder dibidang kopi, dan memperoleh masukan dan informasi dari stakeholder terkait dengan pasar kerja bagi lulusan sesuai dengan kebutuhkan dunia usaha dan dunia indutri.

BACA JUGA: Kementan Dorong Kabupaten Kerinci Kembangkan Agrowisata Kopi

Direktur UD. TANPAK merasa terharu dan dengan partisipasi peserta yang sangat aktif dan sebagai kenang-kenangan memberikan bingkisan kopi kepada seluruh peserta secara cuma-cuma.

Pemberdayaan warung kopi /café (sektor hilir) dan juga kelompok tani penghasil kopi (sektor hulu) bertujuan untuk meningkatkan nilai jual, posisi tawar dan pendapatan petani di satu sisi dan yang kedua meningkatkan mutu pengusaha café bisa memilih kriteria produk yang diinginkan dengan harga yang perdana/ premium.Jadi kedua belah pihak mendapat harga yang premium.

BACA JUGA: Perbaikan Tata Kelola Harga Sawit dengan Sistem Satu Harga

Selanjutnya, jika petani mendapat harga yang premium maka mempunyai peluang untuk mengembangankan usaha dan serta keberlanjutan usahanya. Di sisi pengusaha cafe, dia bisa menghasilkan minuman kopi  dengan kualitas yang premium mendapatkan harga jual yang premium sehingga meningkatkan omset per satuan mutu.

Forum ini menghasilkan manfaat yang tidak kalah pentingnya sebab pendekatan ini dinilai sangat efisien dan efektif karena bertemu aple to aple.Bukan melalui pihak ke tiga, jadi tidak ada pemburu rente yang menikmati keuntungan selama ini.
Tujuan sampingnya adalah kita mengeleminasi pemburu rente yang tidak berkeringat tetapi mendapatkan keuntungan yang sangat banyak.

Cara-cara ini akan terus dikembangkan oleh Polbangtan Medan agar petani makin berjaya dan pengusaha akan mendapatkan barang yang terbaik harga yang berkualitas dan jaminan pasokan yang memadai, karena tidak digoreng pihak ke tiga yang selalu mempermainkan pasokan dan harga.

Dalam forum ini hadir juga narasumber dari starbuck yang memungkinkan mereka berbagi pengalaman dalam mengolah bahkan dari budidaya, panen dan pasca panen dan pengolahan café yang baik dan benar, petani juga bisa sharing apa yang mereka miliki termasuk keunggulan – keunggulan yang ada di petani.

Starbucks memberikan kesempatan secara terbuka untuk semua pihak termasuk mahasiswa dan petani untuk mengikuti pelatihan Dipihak pengusaha dia juga bisa menyampaikan apa request utama yang mereka ingingkan sehingga petani dapat memenuhi, harganya bisa dibicarakan sesuai kriteria masing-masing.

Lulusan Polbangtan Medan jadi rebutan dunia kerja

Peran Polbangtan Medan dalam memberdayakan warung kopi melalui branding dekorasi, menu dan pengolahan, SDM (pelayan) dan marketing. Mahasiswa menuangkan kreatifitasnya di café-café binaan.

Target sebagai penerima manfaat tersebut dari café itu dicafe-café menengah ke bawah di wilayah kota Medan ternyata program ini mendapat respon positif oleh pengusaha café, salaha satunya adalah Café Rileks berlokasi di Jln. Ring road. Menurut Sinulingga, pengunjungnya rata-rata 600 orang per hari dan membelanjakan sehingga omzetnya mencapai Rp 20 -Rp30 juta per hari.

Dia berkeyakinan untuk membuat kafe-kafe tiap kecamatan di Kota Medan. "Jadi bisa dibayangkan lulusan Polbangtan Medan sudah ditunggu sebelum pendidikannya selesai” ujarnya.

Lebih lanjut Sinulingga juga menyediakan counter untuk para siswa belajar bagaimana berbisnis café itu tanpa di charge. Ada juga H. Maha di Sidikalang meminta alumni Polbangtan Medan untuk dijadikan penyuluh lapangan.

Tak hanya itu,  respons para pengusaha terhadap lulusan Polbangtan, Direktur Taman Semalam Resort, Edi Tanoto, merekrut alumni Polbangtan Medan untuk bekerja di perusahaannya untuk pengelolaan pertanian secara organik baik itu kopi maupun hortikultura. Artinya, apa ini program barista café menjanjikan jauh lebih maju dari pada yang disampaikan teman teman IPB terkait memulai program studi café ini Polbangtan Medan sudah mengeksekusi sampai tingkat operasional. Jadi bravo Polbangtan Medan.

Barista Polbangtan Dongkrak Warung Kopi Rakyat

Polbangtan Medan melakukan branding café menengah ke bawah di Medan, branding dekorasinya menunya higenisnya, orangnya dan publikasinya sampai saat ini sudah diidentifikasi 20 warung coffee dan semua merespon sangat positif .

Kemudian yang kedua alumninya bukan hanya dididik untuk bekerja tapi juga menciptakan lapangan kerja. Disain ke depannya alumni yang sudah bekerja di warung coffee ini mereka diminta untuk mensuply bahan baku, apakah itu coffee nya apakah itu menu pisangnya apakah menu sukun nya sehingga mereka tidak hanya mendapatkan hasil dari bekerja di café tetapi juga mendapatkan nilai tambah dari berbisnis bahan bakunya.

Dan , hanya dengan bantuan sangat terbatas mereka merasakan manfaatnya, pendekatan kampus langsung ke dunia usaha, menjadikan model yang harus dikembangkan di era melineal karena kampus menjadi ujung tombak terdepan dalam perubahan.

Cara-cara yang demikian ini kalau dikembangkan oleh sector lain maka kita dapat menghasilkan banyak hal. Perrtanyaannya mungkin tidak polbangtan Medan mengembangkan sektor lain.

"Bagaiman dengan ide, dan bagaimana dengan makanan lainnya umbi -umbian sehingga kita basisnya bukan pangan impor. Apalagi makannan kita banyak nilai manfaatnya, kearifan lokalnya dan pemberdayaan masyarakat. Saya lihat petani ini kesejahterannya rendah karena daya jualnya rendah posisi tawarnya rendah. Jadi harganya ditentukan oleh pengusaha,” katanya.

Melalui kerjasama petani dan pengusaha kafe memungkinkan semua mendapat harga premium, petani bisa langsung bertemu dengan pengusaha dengan harga terbaik.

Pengusaha bertemu dengan petani juga dengan harga terbaik karena tidak bertemu midle men atau broker. Kemudian kualitasnya juga begitu antara pengusaha dan petani dimungkinkan membangun kepercayaan kontrak jangka panjang saling memberikan masukan dan saling menguntungkan demi kebaikan bersama.

Sehingga nanti tumbuh menjadi specialty jadi warung kopi ini khusus mengolah kopi produksi si fulan dengan rasa tertentu yang tidak bisa di duplikasi ke depan aspek specialty ini harus dikembangkan.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, Badan Karantina Berhasil Melobi Filipina


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler