Polemik Dinasti Politik Jokowi, Ekonom Senior Ini Beri Peringatan Keras, Singgung Era Soeharto

Senin, 23 Oktober 2023 – 07:05 WIB
Bakala capres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto tersenyum saat Presiden Jokowi merestui apa pun keputusan Gibran soal Pilpres 2024 seusai apel Hari Santri Nasional di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Profesor Didin S. Damanhuri mengingatkan pemerintahan Presiden Joko Widodo terkait dampak ekonomi dalam negeri setelah putra presiden, Gibran Rakabuming Raka dideklarasikan sebagai bacawapres Prabowo Subianto.

Dia mengkhawatirkan gejolak ekonomi yang bisa saja terjadi bila masyarakat murka atas dinasti politik yang diduga sedang dibangun keluarga Jokowi.

BACA JUGA: Gerah, Ribuan Netizen Luapkan Kemarahan ke Akun Gibran di Instagram

Dalam hal ini, guru besar yang juga dosen pascasarjana di Universitas Paramadina itu mengingatkan bahwa situasi politik yang berubah-ubah dan memanas bisa memengaruhi kondisi ekonomi terutama terkait bursa saham dan kurs rupiah.

"Secara langsung memang dalam bahasa ekonomi, hal ini bisa menciptakan sentimen negatif kepada bursa saham, kepada kurs. Gonjang-ganjing ini menimbulkan ketidakpastian secara politik maupun ekonomi. Secara konkret sekarang kurs dollar terhadap rupiah mendekati Rp 16 ribu. Kemudian sentimen lain adalah bursa saham. Saya membaca bahwa capital outflow sudah terjadi menurut para pemain saham karena ini pesta demokrasi yang tidak demokratif," tegas Prof Didin pada JPNN.

BACA JUGA: Buntut Polemik Karpet Merah untuk Gibran, Prof Didin Damanhuri Usulkan Reformasi di MK

Menurut ekonom senior tersebut, kondisi demokrasi Indonesia yang sudah mencerminkan tidak demokratis ini memberi kekhawatiran bagi para pemain investor portofolio dan industri karena dianggap menjadi sebuah ketidakpstian.

"Memang dampak langsungnya baru terasa mungkin nanti dalam beberapa waktu ke depan, tetapi yang sudah terjadi sekarang kurs sudah hampir 16 ribu walaupun banyak faktor yang kompleks tetapi ini akan menimbulkan sentimen negatif dari publik," imbuhnya.

BACA JUGA: Lepas Kaus Bergambar Prabowo-Jokowi, Projo se-Jawa Barat Siap Menangkan Ganjar-Mahfud

Prof Didin juga mengingatkan Presiden Jokowi kembali soal masa pemerintahan Soeharto saat orde baru. Dia mengatakan Jokowi bisa mengalami hal yang sama dengan Soeharto yang pernah berusaha membuka peluang dinasti politik di pemerintahan dan berujung dilengserkan rakyat.

"Amanah reformasi itu, kan, memberantas KKN, salah satunya nepotisme. Waktu zaman Soeharto itu, yang mana keluarga Soeharto masuk besar-besaran dalam bisnis lalu ada yang menjadi menteri di akhir pemerintahannya. Jadi jangan-jangan kalau Pak Jokowi tidak waspada, bisa mengulang sejarah yang sama. Saya baca di media, sudah ada yang mulai menghembuskan isu impeachment setelah putusan MK. Kita tunggu saja bagaimana reaksi PDIP ke depan. Saat ini sudah muncul juga sentimen politik terhadap Jokowi," ujar Prof Didin. (flo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler