Polisi Federal Australia (AFP) mempertahankan sikapnya terhadap warga Australia yang pergi ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok teroris, setelah ada tuduhan bahwa mereka menolak membantu istri dan anak-anak anggota ISIS, Khaled Sharrouf.

Karen Nettleton, ibu mertua dari Khaled, mengatakan, ia mendekati AFP tahun lalu untuk membantu putri dan lima cucunya keluar dari Suriah, tetapi mereka akhirnya menolak untuk membantu.

BACA JUGA: Ribuan Pencari Suaka dan Pengungsi Myanmar Hidup Miskin di Malaysia

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara AFP mengatakan, ia tak bisa mengomentari kasus-kasus individu, namun menyebut bahwa lembaganya itu tak memiliki kuasa untuk membantu warga Australia yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS.

"Meski demikian, perlu dicatat bahwa AFP tak beroperasi di Suriah karena merupakan zona konflik aktif dan berbahaya, di mana Australia tak memiliki kehadiran konsuler," sebut pernyataan itu.

BACA JUGA: Siswa SD Dilibatkan Bantu Anak Pengungsi Beradaptasi di Sekolah Baru

"Dengan demikian, AFP tak dalam posisi untuk memberikan bantuan kepada warga Australia yang memilih untuk memasuki daerah ini dan mencari bantuan untuk perjalanan mereka dari Suriah ke lokasi yang lebih aman," demikian bunyi lanjutannya.


Karen Nettleton dengan cucu-cucunya yang kini ada di luar Australia.

BACA JUGA: Pemerintah Victoria Ingin Ubah Aturan Anonimitas Donor Inseminasi Buatan

Karen mengatakan, AFP dan Pemerintah telah berulang kali memperingatkan warga Australia agar tak bepergian ke daerah konflik di Irak dan Suriah.

"Mereka yang melakukannya sepenuhnya sadar akan resiko, dan justru menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain dalam bahaya," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, mengatakan, hanya sedikit yang bisa dilakukan Pemerintah untuk membantu anggota ISIS asal Australia di Suriah, karena itu bukan tempat Australia bisa bebas mengirim pejabat.

"Ini bukan tempat di mana kami miliki pasukan Australia, ini bukanlah tempat di mana kami memiliki perwakilan diplomatik dan warga Australia perlu menyadari bahwa ini adalah area yang dikendalikan oleh teroris barbar," sebutnya.

Menteri Peter mengatakan, ia berpikir bahwa upaya Karen untuk berbicara kepada media tak akan membantu.

"Demi kepentingan semua orang, hal ini sebaiknya ditangani dengan diam-diam ketimbang menyiarkan segala sesuatunya dan saya pikir itulah saran yang saya harap keluarga pertimbangkan," tuturnya.

Putri Karen yang bernama Tara, 31 tahun, menikah dengan Khaled ketika berusia 15 tahun dan melakukan perjalanan ke Suriah dengan lima anaknya -  yang sekarang berusia antara 4-14 tahun - tahun lalu.

Khaled dan temannya yang sesama anggota ISIS, Mohamed Elomar- yang menikahi putri sulung Khaled- diyakini tewas dalam serangan udara yang menargetkan konvoi ISIS.

Kematian Elomar telah diverifikasi tapi nasib Khaled masih belum jelas.

Khaled telah meminta pemerintah untuk membantu keluarganya kembali ke Australia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Turis AS Dilaporkan Hilang 5 Tahun Lalu, Ditemukan di Cairns

Berita Terkait