jpnn.com, SEMARANG - Polisi telah melakukan prarekonstruksi penembakan yang menewaskan siswa SMK Negeri 4 Semarang GRO, 16, di tiga titik lokasi berbeda, Selasa (26/11).
Ketiga lokasi tersebut yakni Jalan Simongan, Jalan Untung Siropati, dan Jalan Candi Penataran Raya Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
BACA JUGA: Bripka R Penembak Siswa SMKN 4 Semarang Disebut Pakai Narkoba, Kombes Irwan Bilang Begini
Tempat prarekonstruksi itu berbeda dengan lokasi kejadian yang sebelumnya disampaikan oleh Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yaitu di depan Perumahan Paramount Village, Kelurahan Manyaran, Kecamatan Semarang Barat.
Kombes Irwan mengatakan korban bersama teman-temannya yang disebut anggota Geng Tanggul Pojok tawuran dengan Geng Seroja.
BACA JUGA: Bripka R Keluar Pos Polisi Berteriak Minta Tolong, Seragamnya Bersimbah Darah
"Korban ini kebetulan dari Geng Tanggul Pojok yang saat kedua kelompok gengster ini melakukan tawuran kemudian muncul anggota polisi," kata Kombes Irwan dikonfirmasi, Selasa (26/11).
Saat itu, Kombes Irwan menjelaskan terdapat anggota kepolisian yang mencoba melerai aksi tawuran antarremaja tersebut. Namun, menurutnya malah anggota kepolisian yang diserang oleh para pelaku tawuran.
BACA JUGA: Bripka Rachmat Ditembak Brigadir Rangga dari Jarak Dekat
"Kemudian dilakukan upaya untuk melerai, tetapi ternyata anggota polisi informasinya diserang sehingga dilakukan tindakan tegas (menembak, red)," ujar Abiturien Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang 1994 itu.
Kesaksian berbeda diungkapkan oleh seorang satuan pengamanan (satpam) sekitar perumahan Paramount Village. Pada saat kejadian, penjaga keamanan memastikan tidak ada tawuran pada Minggu (24/11) dini hari.
"Saya jaga piket pagi. Teman saya yang jaga malam juga bilang tidak ada tawuran, kalau pun ada tawuran kami pasti akan membuat laporan (ke atasan, red)," tutur seorang satpam yang tidak mau disebut namanya tersebut.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto menyebut prarekonstruksi ini untuk mengungkap lebih jelas kronologi dugaan penembakan termasuk mengupas peristiwa tawuran yang diduga dilakukan kelompok korban dengan lawannya pada Minggu (24/11) dini hari.
"Kurang lebih ada tiga lokasi ya, lokasi awal di mana mereka berkumpul, maksudnya mereka adu fisik, kemudian mereka ke lokasi lain untuk saling kejar mengejar," kata Artanto di lokasi kejadian.
Saat prarekonstruksi ini, polisi menghadirkan empat tersangka dari kedua gangster yang terlibat, yaitu Kelompok Seroja dan Kelompok Tanggul Pojok.
Sementara dalam tawuran itu, polisi telah mengamankan 12 pelaku. Namun, dari belasan itu polisi menetapkan empat tersangka yang terdiri dari satu orang dewasa, dan tiga orang di bawah umur.
"Kemarin kami telah penangkap pelaku kreak, dan sudah kami lakukan pemeriksan. Untuk memastikan lokasi tawuran, dan peristiwa yang terjadi di lapangan seperti apa, kami melaksanakan prarekontruksi," ujarnya.
Kombes Artanto menyatakan lokasi penembakan yang dilakukan polisi terhadap korban terjadi di titik ketiga, yaitu Jalan Candi Penataran Raya. Namun, pihaknya belum melakukan reka ulang penembakan tersebut.
"(Untuk lokasi penembakan) di titik ketiga. Nanti kami sampaikan (penembakan berapa kali), saat ini sedang melakukan pendalaman," ujar Artanto.
Untuk diketahui, GRO merupakan seorang siswa SMK N 4 Semarang meninggal dunia karena luka tembak yang dilakukan oknum polisi. Belakangan diketahui oknum polisi itu berpangkat Bripka dengan inisial R.
Korban meninggal dunia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi Semarang pada Minggu (24/11) sekitar pukul 01.58 WIB.
Namun, polisi berkilah bahwa korban merupakan pelaku tawuran. Korban ditembak karena mencoba melawan polisi yang berniat membubarkan massa tawuran.(mcr5/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Wisnu Indra Kusuma