Polisi: Korban Ditemukan dalam Lemari dengan Kondisi Terikat dan tak Bernyawa

Jumat, 06 Maret 2020 – 23:13 WIB
Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Susatyo menunjukan barang bukti berupa gambar yang dibuat tersangka di buku tulis pelajarannya di Sawah Besar, Jumat (6/3/2020). Foto: ANTARA/Livia Kristianti

jpnn.com, JAKARTA - Polisi masih terus mendalami kasus pembunuhan yang dilakukan remaja NF, 15, terhadap anak di bawah umur, berinisial APA, 5, tetangganya sendiri.

Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) setelah NF menyerahkan diri dan melaporkan perbuatannya ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.

BACA JUGA: Info Terkini dari Polisi Soal Remaja Pembunuh yang Menyimpan Jasad Korban di Lemari

NF mengungkap telah membunuh korban dan menyimpan jasadnya di lemari selama satu malam.

"Polsek Sawah Besar telah melakukan pengecekan dan benar di dalam lemari itu ada jasad korban," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto di lokasi, Jumat.

BACA JUGA: Remaja 15 Tahun Bunuh Anak Tetangga, Jasad Korban Disimpan dalam Lemari Semalam

Korban ditemukan di dalam lemari dengan kondisi terikat dan tidak bernyawa, segera korban dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk penanganan tim medis.

"Terkait penanganan ini kami sudah memeriksa sebanyak 4 orang saksi yang terkait. Yaitu keluarga dari tersangka dan termasuk keluarga dari korban,"kata Heru.

BACA JUGA: Lina Akhirnya Ungkap Alasan Potong Organ Vital Suaminya, Oh Ternyata

Polisi masih melakukan pendalaman terkait kasus anak yang berurusan dengan hukum itu karena tersangka harus mendapatkan penanganan dari ahli kejiwaan.

"Si pelaku ini dengan sadar diri dia menyatakan telah membunuh dan menyatakan saya tidak menyesal tapi saya merasa puas," ujar Heru.

Lebih lanjut dalam temuan olah TKP, Heru dan Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo menemukan coretan yang berupa curhatan disebuah papan dan buku tulis milik NF.

BACA JUGA: Mempelai Wanita Ini Menangis Histeris saat Lihat Suami di Malam Pertama, Oh Ternyata

"Ini butuh pendalaman lebih dalam mungkin kami akan panggil ahli psikiater (kejiwaan) karena data- data yang kami dapat bersama pak Wakapolres ada hal- hal yang agak berbeda," kata Heru.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler