Politik Kuda

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Senin, 05 September 2022 – 17:45 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menunggangi kuda di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (4/9). Foto: Dokumen DPP Gerindra.

jpnn.com - Di tengah hiruk pikuk soal kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak), Prabowo Subianto punya agenda sendiri, yaitu menerima kedatangan Puan Maharani di kediaman Prabowo di Hambalang Minggu (4/9).

Pertemuan ini ditandai dengan acara naik kuda bersama di ranch milik Prabowo di kompleks kediamannya.

BACA JUGA: Puan: Insyaallah, Bisa Dipastikan Bukan Pertemuan Terakhir, Ya, Mas Bowo

Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dan Puan Maharani sebagai putri mahkota supremo PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) tidak sedang memperbincangkan kenaikan harga BBM.

Keduanya sedang membicarakan kemungkinan kedua partai itu berkoalisi pada Pemilihan Presiden 2024.

BACA JUGA: Kuda yang Dinaiki Puan di Hambalang, Pernah Ditunggangi Jokowi

Prabowo mengajari Puan cara menunggang kuda. Puan Maharani menunggang salah satu kuda milik Prabowo, sementara sang tuan rumah mengiringi.

Prabowo terlihat mengajari cara-cara dasar menunggang kuda, dan Puan Maharani terlihat cukup senang dengan pengalaman barunya.

BACA JUGA: Ada Kuda Spesial yang Disiapkan Prabowo Untuk Menjamu Puan Maharani di Hambalang

Diplomasi kuda sedang berlangsung di Hambalang. Kuda adalah hewan kesayangan Prabowo.

Dia punya banyak koleksi kuda di ranch-nya. Kuda menjadi simbol kepemimpinan yang selama ini dipakai Prabowo untuk memperkuat citranya.

Dalam beberapa kesempatan, Prabowo tampil menunggang kuda dan memamerkan keterampilannya dalam mengendalikan tunggangannya itu.

Kuda-kuda yang ditunggangi dalam pertemuan dengan Puan itu adalah kuda jenis equestrian, yang biasanya dipertandingkan dengan cara menampilkan keindahan gerak dan keselarasan antara kuda dan penunggangnya.

Langkah-langkah kuda equestrian teratur dan bisa diperhitungkan dengan cermat.

Langkah kuda equestrian berbeda dengan dengan langkah kuda dalam permainan catur.

Dalam permainan adu strategi ini kuda mempunyai langkah yang tidak bisa diprediksi.

Semua bidak catur, mulai dari prajurit, menteri, sampai raja, punya gerak lurus yang bisa diprediksi.

Kuda menjadi satu-satunya bidak yang punya gerakan aneh dan tidak bisa dibendung.

Mereka yang bisa memanfaatka gerakan kuda akan bisa menjadikannya sebagai senjata yang mematikan.

Dalam diplomasi politik sering terjadi langkah-langkah kuda yang tidak bisa diprediksi.

Prabowo sebagai politikus senior yang mencintai kuda, juga melakukan langkah-langkah kuda untuk mempersiapkan diri menghadapi Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Membawa Puan Maharani ke Hambalang dan mengajaknya naik kuda bisa diinterpretasikan sebagai langkah kuda yang sedang diambil oleh Prabowo.

Secara formal, Partai Gerindra pimpinan Prabowo sudah melakukan koalisi formal dengan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) pimpinan Muhaimin Iskandar.

Koalisi dua partai ini dianggap strategis karena menyatukan dua kekuatan politik yang mempunyai basis dukungan ideologis berbeda.

Gerindra mewakili sayap nasionalis dan PKB mewakili sayap ideologi religius. Koalisi dua kekuatan itu akan menghasilkan blending yang ideal yang mewakili dua arus besar ideologi politik Indonesia.

Kesepakatan koalisi sudah dicapai, tetapi belum ada keputusan pasangan presiden dan calon presiden yang bakal diusung.

Selama ini dua partai itu sama-sama bersikukuh dengan keputusannya untuk mengajukan ketua umumnya sebagai calon presiden.

Gerindra sudah resmi memutuskan mengusung Prabowo sebagai Calon Presiden 2024.

PKB pun mengumumkan akan mengusung Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden.

Akan tetapi, ketika koalisi sudah diteken pembicaraan mengenai calon presiden belum mengerucut.

Ternyata perlu diplomasi kuda untuk memutuskan calon presiden yang diusung oleh koalisi itu.

Pertemuan dengan Puan Maharani dan diplomasi kuda di Hambalang itu kemungkinan membahas langkah kuda yang bisa memecahkan kebuntuan.

Puan Maharani bukan penunggang kuda, tapi dia terlihat cukup senang ketika diajari menunggang kuda.

Selama ini diyakini bahwa Gerindra akan berkoalisi dengan PDIP pada 2024.

Sejak dini sudah diembuskan bahwa Prabowo akan maju sebagai capres didampingi oleh Puan Maharani sebagai cawapres.

Akan tetapi, politik penuh dengan langkah-langkah kuda yang sulit diprediksi.

PDIP yang notabene sudah aman untuk menentukan calon presiden sendiri--karena sudah mengantongi tiket ambang batas 20 persen--malah terkesan lambat dan gamang.

PDIP tidak cukup percaya diri untuk memutuskan calon presiden yang bakal diusungnya.

Puan Maharani memang sudah ditahbiskan sebagai putri mahkota. Akan tetapi, elektabilitas Puan yang masih rendah membuat PDIP harus memikirkan langkah kuda supaya pencalonan Puan bisa aman.

Prabowo yang melihat PDIP lamban bergerak mengambil inisiatif cepat dengan merangkul PKB.

Ini adalah langkah kuda untuk mengamankan pencalonan Prabowo yang membutuhkan koalisi dengan PKB untuk memenuhi ambang batas 20 persen.

Langkah kuda Prabowo mendapat respons dari PDIP.
Supremo PDIP Megawati Soekarnoputri menugasi sang putri mahkota untuk segera bergerak melakukan penjajakan ke berbagai partai.

Puan kemudian menemui Surya Paloh, supremo Partai Nasdem yang sudah terlebih dahulu mengumumkan 3 nama bakal calon presiden yang kemungkinan diusung.

Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Jenderal Andika Perkasa menjadi nama-nama gacoan Nasdem.

Tidak ada nama Puan pada daftar nama calon presiden pilihan Nasdem.

Akan tetapi, setelah Puan mendatangi Surya Paloh dan kemudian kedua figur itu saling berpelukan, Surya Paloh mulai memainkan langkah kuda juga.

Paloh mengatakan bahwa partainya juga mempertimbangkan untuk mengusung Puan dalam Pilpres 2024.

Langkah kuda Surya Paloh ini menggoyahkan konfigurasi calon presiden yang bakal diusung Nasdem.

Selama ini Surya Paloh sudah berkomunikasi intensif dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Tiga partai itu disebut-sebut sudah hampir pasti akan berkoalisi membentuk poros tersendiri.

Ibaratnya perkawinan pembentukan koalisi itu tinggal menunggu ijab kabul.

Akan tetapi, langkah menuju ijab kabul bisa berantakan gegara munculnya langkah kuda Surya Paloh.

Selama ini sudah santer berembus bahwa poros baru ini akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden.

Akan tetapi, langkah kuda Surya Paloh bisa memuat peta berubah atau bahkan bubrah. Langkah-langkah kuda akan terus bermunculan.

Alasannya selalu klasik, yaitu politik selalu cair dan dinamis.

PDIP sebagai partai pemenang pemilu tentu mempunyai daya tarik magnetis untuk membentuk poros koalisi yang kokoh.

Akan tetapi, sampai sejauh ini PDIP masih sendirian dan partai-partai lain sudah mempersiapkan diri dengan koalisinya masing-masing.

Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sudah terlebih dahulu mengikat ijab kabul membentuk koalisi.

Akan tetapi, sampai sekarang koalisi itu masih belum menentukan calon presiden dan wakilnya.

Masing-masing partai berjalan sendiri-sendiri dengan langkah kuda masing-masing.

Golkar mencalonkan Airlangga Hartarto sebagai calon presiden, PAN punya 9 nama yang dicalonkan, dan PPP belum punya nama.

Percaturan politik nasional masih penuh dengan langkah-langkah kuda yang tidak terduga.
Fenomena politik kuda akan makin banyak bermunculan.

Menarik untuk dilihat langkah-langkah kuda yang mungkin akan segera bermunculan.

Menarik juga dilihat siapa menunggangi siapa dalam politik kuda nasional ini. (*)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler