Politikus PDIP Kunjungi Pasien Gizi Buruk

Sabtu, 12 Maret 2016 – 15:58 WIB
Tampak Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr. Karolin Margret Natasa, Sabtu (12/3) saat mengunjungi pasien gizi buruk yang sedang dirawat di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya. FOTO: DOK.PRI for JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr. Karolin Margret Natasa, Sabtu (12/3) mengunjungi pasien gizi buruk yang sedang dirawat di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Selain menjenguk, Karolin juga sempat berdialog dengan ibu dari anak yang mengalami gizi buruk.

BACA JUGA: Agar Tak Dirasionalisasi, PNS Harus Kuasai Ini

Usai mengunjungi pasien, Karolin menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan terwujudnya kedaulatan pangan bagi rakyat. Hal ini, menurut Karolin, sangat penting agar penduduk suatu daerah atau negara memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap bahan pangan guna memperoleh gizi yang baik.

“Perjuangan ini menjadi komitmen para kader PDIP dan ini sejalan dengan konstitusi khususnya UU tentang Pangan,” tegas dr. Karolin Margret Natasa yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik ini.

BACA JUGA: Tampil Beda, Harlah Ormas Ini Bertabur Bintang

Menurut Karolin, upaya perbaikan gizi masyarakat menekankan pada pentingnya perbaikan konsumsi pangan rakyat dalam jumlah dan mutu gizi yang berimbang. Hal ini, dia yakini akan berdampak pada keadaan peningkatan gizi masyarakat.

“Kebijakan sistem pangan selayaknya menjamin adanya ketahanan dan keamanan pangan,” tegas Karolin didampingi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Agatha Eka Puspita Retnosari.

BACA JUGA: Awalnya Kepepet, Akhirnya Punya Omzet Ratusan Juta di Usia 19 Tahun

Ia juga menjelaskan ketahanan pangan tidak saja menjamin pemenuhan gizi pada masyarakat, tapi juga rumah tangga. Warga yang mengonsumsi jumlah dan mutu gizi sesuai kualitas dan kuantitas dapat menyebabkan kekebalan tubuhnya baik sehingga sulit terserang penyakit.

Sementara itu, keamanan pangan menjamin bahwa persediaan pangan bebas dari pencemaran bahan yang berbahaya bagi kesehatan atau tidak sesuai dengan keyakinan seseorang atau masyarakat.

Lebih lanjut, Karolin mengatakan perbaikan keadaan gizi masyarakat menjadi syarat penting untuk meningkatkan kesehatan ibu yang mengandung dan ibu yang menyusui. Selain itu, menurunkan angka kematian bayi dan anak di bawah umur lima tahun (balita), menumbuhkan kemampuan tumbuh-kembang fisik, mental, intelektual dan sosial anak. Juga untuk meningkatkan produktifitas kerja dan prestasi, baik di bidang akademik maupun jasmani seperti olahraga.

“Oleh karena itu, keadaan gizi masyarakat merupakan salah satu ukuran penting dari kualitas sumber daya manusia,” tegas Karolin.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Punya Cucu, Kampus Ini Gelar Syukuran


Redaktur : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler