Politisi kontroversial asal Belanda, Geert Wilders, mengklaim pengajuan visa Australia-nya telah disetujui, yang artinya ia akan bisa mengunjungi Perth selama lebih dari seminggu untuk meluncurkan partai anti-Islam Australia.

Para pendiri Aliansi Kebebasan Australia atau ‘Australia Liberty Alliance’ sebelumnya sempat khawatir jika politisi sayap kanan itu tak bisa menghadiri peluncuran partai mereka karena keterlambatan visa, tapi tampaknya visa untuk Geert, kini, telah disetujui.

BACA JUGA: Warga Canberra Konsumsi 23kg Gula Per Tahun dari Minuman Ringan

Dalam akun twitter-nya, Geert mengatakan, ia tak sabar untuk mengunjungi Perth.


Anggota Parlemen asal Belanda, Greet Wilders, mengatakan, ia telah mendapat visa Australia, (Foto: Marcel Antonisse, Reuters)

BACA JUGA: Es Krim Rasa Tolak Angin Kini Bisa Ditemukan di Canberra

Partai anti-Islam tersebut, yang terinspirasi oleh kiprah Geert, ingin melarang beredarnya penutup wajah penuh di ruang publik dan menyerukan moratorium 10-tahun terhadap pengajuan visa tinggal dari warga negara-negara Islam.

Departemen Imigrasi Australia telah dihubungi untuk memberikan komentar.

BACA JUGA: IMF Waspadai Perubahan Basis Perekonomian China

Pada tahun 2012, anggota Parlemen sayap kanan di Belanda itu pernah diundang oleh kelompok anti-multikulturalisme ‘Q Society’ untuk memberi serangkaian pidato, tetapi aplikasi visanya terhenti, dan ia terpaksa membatalkan tur.

Penundaan di tahun 2012 itu disebabkan ia berada di dalam daftar peringatan, yakni database orang-orang yang perlu diwaspadai di Australia.

Ia akhirnya berhasil mendapatkan visa tapi kunjungan tahun 2013-ny ke Australia memicu protes.

Di Perth, ia didampingi oleh unit perlindungan dari Kepolisian Australia Barat dan tempat di mana ia dijadwalkan berbicara membatalkan pemesanan.

Menteri Utama Australia Baat, Colin Barnett, mengatakan, pada saat itu, ia tak ingin Greet berada di Australia Barat, dan tak ingin ia menggunakan gedung-gedung pemerintah untuk mempromosikan pesannya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Bantu Indonesia Jaga Ketahanan Pangan

Berita Terkait