Politisi Gerindra Sanjung Jokowi-Ahok

Jumat, 18 Oktober 2013 – 15:18 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Sekretaris Jendral DPP Partai Gerindra, Aryo PS Djojohadikusumo, menilai pasangan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama, masih memiliki tugas penting yang perlu segera dituntaskan.  

“Setahun menjabat, Jokowi- Basuki memerlihatkan hasil kerja yang luarbiasa. Seolah-olah sudah memimpin Jakarta selama lima tahun. Namun tidak boleh cepat puas. Masih banyak pekerjaan yang belum terlihat dan terukur keberhasilannya. Antara lain kemacetan dan banjir,” ujar Aryo di Jakarta, Jumat (18/10).

BACA JUGA: Ada Banyak Penyimpangan di Kartu Jakarta Pintar

Menurut Aryo, tingkat kesulitan mengatasi banjir dan kemacetan di Jakarta, memang sangat tinggi. Bahkan bagi sebagian kalangan, sepertinya sangat mustahil untuk dapat diatasi. Namun Aryo yakin Jokowi-Ahok mampu mengatasinya, asalkan dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

Guna mengatasi kemacetan misalnya, Pemda DKI, kata Aryo, sebelumnya pernah menggagas rencana pembatasan kendaraan melalui mekanisme electronic road pricing (ERP) maupun kelanjutan dari pembangunan transportasi massal terintegrasi.

BACA JUGA: Ahok Berang, Anggaran Dicoret Muncul Lagi

“Saya kira ini perlu segera digenjot kembali. Memang sulit, namun melihat setahun kepemimpinan Jokowi-Basuki, bukannya tidak mungkin mampu menyelesaikan rencana besar tersebut dalam empat tahun tersisa,” kata Ketua Umum Tunas Indonesia Raya ini.

Terlebih, lanjut Aryo, Pemda DKI juga secara resmi telah melanjutkan mega proyek monorel yang diyakini dapat mengurai kepadatan lalu lintas. Oleh karena itu,terhadap proyek tersebut Aryo minta Pemda benar-benar mengawasinya, agar tidak meleset dari perhitungan.

BACA JUGA: Ganti Lift, Puncak Monas Tutup Dua Bulan

“Saya masih ingat ketika sebuah survei internasional menempatkan Jakarta masuk sepuluh kota terburuk di dunia. Gambaran kota yang semerawut dengan menampilkan kemacetan dan kemiskinan, menjadi dasar penilaian kala itu,” ujar Aryo.

Selain itu, kata sarjana lulusan Winchester College, Hampshire, Inggris ini, Jakarta juga dinilai buruk. Sebab hanya fokus menampilkan wisata pusat perbelanjaan, tanpa ada daya tarik wisata berbasis kebudayaan yang khas. Bahkan, pertengahan tahun lalu, Jakarta sempat dijuluki ‘durian besar’ oleh media internasional.

“Saya dan warga Jakarta tentu sangat berharap Jokowi-Basuki mampu mengubah pandangan dan stigma negatif yang melekat pada Jakarta. Kesemerawutan dan banjir yang selalu melanda harus bisa dibenahi secara bertahap, agar ibukota mampu sejajar dengan kota-kota megapolitan modern seperti Singapura dan Hongkong,” katanya.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Peran Perempuan, Kurangi Camat Pria


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler