jpnn.com, JAKARTA - Kadivhumas Polri Irjen M. Iqbal mengungkapkan enam tersangka berinisial HK, AZ, IR, TJ, AD dan AF ditangkap karena merencanakan pembunuhan terhadap empat pejabat dan satu petinggi lembaga survei.
”Empat pejabat yang menjadi target pembunuhan bukan presiden, tetapi bukan kapasitas saya menyampaikan,” tuturnya.
BACA JUGA: Kerusuhan 21-22 Mei Bikin Konsumen Mercedes Malas Bayar Cicilan
Setiap tersangka memiliki peran yang berbeda. Peran paling krusial dalam perencanaan pembunuhan itu ditangan HK. Dia merupakan leader dari kelompok yang merencanakan pembunuhan ini. Tugasnya, mencari senjata dan mencari eksekutor. ”Saat ditangkap dia membawa satu pucuk senjata api revolver,” ujarnya.
HK diketahui menerima uang Rp 150 juta untuk melakukan aksi kejinya tersebut. Selanjutnya, AZ yang ditangkap di Bandara Soekarno Hatta pada Selasa 21 Mei. ”Perannya menjadi eksekutor sekaligus mencari eksekutor lainnya,” paparnya.
BACA JUGA: Pemprov DKI Rugi Rp 400 Juta Akibat Kerusuhan 22 Mei
Pada hari yang sama, ditangkap IR di Pos Peruri, di Kebon Jeruk Jakarta Selatan. IR telah menerima uang Rp 5 juta untuk menjadi eksekutor. ”Tersangaka keempat TJ yang tinggal di Cibinong. Perannya eksekutor dan memiliki senpi rakitan kaliber 22 dan senapan laras panjang kaliber 22,” jelasnya.
TJ juga diketahui telah menerima uang Rp 55 juta untuk tugasnya tersebut. ”Penangkapan dilakukan 24 Mei pukul 08.00 di parkiran minimarket Sentul, Citeurep, Bogor,” jelas mantan Wakapolda Jawa Timur tersebut.
BACA JUGA: Foreder Apresiasi TNI - Polri Redam Kerusuhan 21-22 Mei
(Baca Juga: Penyusup Aksi 22 Mei Siapkan Rompi Antipeluru Bertuliskan Polisi, Ternyata Ini Tujuannya)
Saat dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap TJ, diketahui urinenya mengandung amphetamin atau narkotika. Memang ada kebiasaan narkotika digunakan untuk meningkatkan keberanian seseorang. ”Tersangka selanjutnya berinisial AD,” jelasnya.
AD menjual senjata kepada HK. Jumlah senjata yang dijualnya tiga pucuk senjata rakitan, senjata laras panjang dan satu senjata laras pendek. ”Uang yang diterimanya Rp 26 juta, tersangka ditangkap di Jakarta Utara,” paparnya.
Penjual senjata ini juga diketahui positif amphetamine. Menurutnya, masih diteliti dari mana senjata itu didapatkan AD. ”Tersangka terakhis perempuan berinisial AF yang berperan sebagai pemilik dan penjual senjata api jenis revolver. Uang yang diterimanya Rp 50 juta,” jelasnya.
Iqbal menjelaskan, awalnya HK meminta TJ untuk membunuh dua orang tokoh nasional. Pada 21 Mei permintaan pembunuhan bertambah, dua tokoh nasional lain juga menjadi target. ”ada perintah lainnya untuk membunuh pimpinan lembaga survei swasta,” urainya.
Menurutnya, kelompok tersebut telah melakukan survei terhadap rumah dari lima target sasaran pembunuhan. Eksekusi rencananya dilakukan 21 Mei 2019. ”Kelompok yang dipimpin HK ini berencana untuk membaur dalam massa aksi 22 Mei sekaligus melakukan rencana jahatnya,” terangnya.
Kelompok tersebut berbeda dengan kelompok yang yang sempat disampaikan Menkopolhukam Wiranto. Tersangkanya berbeda dan barang bukti senjata apinya juga berbeda. ”jadi ada dua kelompok yang teridentifikasi,” jelasnya.
Iqbal menjelaskan, kelompok ini belum diidentifikasi apakah merupakan kelompok teroris yang ingin memanfaatkan aksi 22 Mei atau tidak. ”Yang pasti, ini merupakan kelompok penunggang gelap aksi tersebut,” jelas jenderal berbintang dua itu.
Memang terdapat petunjuk ada keterkaitan antara perusuh 22 Mei dengan penumpang gelap tersebut. Namun, semua sedang didalami. ”jadi ada dua elemen dalam aksi itu, pertama massa aksi damai, setelah berbuka dan beribadah bersama TNI dan Polri pulang semua. Lalu, elemen kedua yang menyerang memakai batu, parang panah, dan sengaja melukai petugas. Mereka sengaja menimbulkan korban untuk martir,” urainya.
Apakah senjata yang dibawa tersangka sudah pernah dipakai? Iqbal mengatakan bahwa soal itu belum bisa dijawab. Nanti semua itu akan disampaikan. ”Kita sedang dalami semuanya,” terangnya di kantor Kemenkopolhukam kemarin. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Dalang Kerusuhan Aksi 21-22 Mei? Gus Nabil: Saya Pikir Mudah Terbaca
Redaktur : Tim Redaksi