Polri Tak Dipercaya Publik, Elektabilitas Jokowi Sulit Naik

Jumat, 22 Maret 2019 – 23:21 WIB
Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tingkat kepercayaan publik terhadap netralitas Polri dalam mengamankan pemilu ternyata masih rendah. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap elektabilitas Presiden Joko Widodo alias Jokowi. 

Voxpol Research and Consulting merilis hasil survei tingkat kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu dan Polri. Hasilnya, 68 persen responden meyakini Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa menyelenggarakan pemilu secara jujur dan adil.

BACA JUGA: Kunjungi NTB, Jokowi Disambut #LombokTotalJokowiAmin

"Nah Bawaslu cuma 61 persen, kalau institusi Polri cuma 51-58 lah yang masyarakat yakin, jadi jauh," terang Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syawi Chaniago, Jumat (22/3).

BACA JUGA: Jokowi Tolak Mentah-Mentah Saran Kapolri

BACA JUGA: Jokowi: Rp 5,1 Triliun Bantuan Gempa Lombok Sudah Ditransfer

Dari temuan ini, Pangi menyoroti kepercayaan publik terhadap Polri yang menyentuh 50 persen. Dia mengingatkan agar Korps Bhayangkara segera memperbaiki citra tersebut agar kembali dipercaya masyarakat.

Salah satu caranya, dengan mengusut oknum anggota Polri yang menggunakan yel-yel petahana. "Kok bisa mereka jadi yel yel, tim hore, apalagi tidak ada sanksi pidana, aneh," sambungnya.

BACA JUGA: Jokowi Akan Temui Relawan Bara JP di Tangerang

Netralitas Polri, kata dia, juga bisa mendokrak elektabilitas petahana. Begitu juga sebaliknya, selama publik mempertanyakan netralitas Koprs Bhayangkara, elektabilitas petahana juga bisa merosot.

"Jadi kalau ingin elektabilitas Jokowi naik, Polri harus dibenerin, ditempatkan lagi pada tempat yang benar," urai Pangi.

Selain itu, di jagat Twitter sempat muncul tagar netizen meminta lembaga internasional untuk mengawasi Pemilu di Indonesia. Pangi menyebut kemunculan hastag tersebut karena netizen ingin pemilu berlangsung jujur dan adil.

"Makanya wajar di Twitter minta dunia internasional mengawas pemilu kita. Kenapa? Karena mereka tidak percaya," tutupnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Maruf Beber Rencana untuk Strategi Kampanye Terbuka


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler