JAKARTA - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, munculnya pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki di urutan kedua hasil Pemilukada Jawa Barat nyaris di luar perkiraan. Sebab, selama ini pasangan yang diusung PDI Perjuangan itu diprediksikan berada di peringkat ketiga atau keempat.
Burhanuddin pun menilai munculnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai juru kampanye pasangan Rieke-Teten telah ikut mendongkrak perolehan suara pasangan yang dikenal dengan sebutan Paten itu.
"Ada faktor Jokowi yang penting sekali. Jokowi melakukan kampanye dan diliput besar-besaran oleh media, dan itu menimbulkan konsolidasi kekuatan terutama kelas menengah ke bawah. Jadi naiknya suara Rieke menggerogoti suara partai pendukung Dede. Jadi Rieke naik tajam dan itu diperoleh dari kerja Jokowi yang mendampingi Rieke dalam kampanye terakhir," ujar Burhanuddin saat dihubungi, Minggu (24/2).
Menurutnya, jika Pilkada Jabar bisa berlangsung dua putaran maka bisa saja Rieke muncul sebagai pemenang dengan mengungguli perolehan suara Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. Apalagi, nama Rieke yang dikenal bersih dari kasus korupsi, berpasangan dengan Teten yang juga dikenal sebagai figur aktivis antikorupsi.
"Bahkan kalau Pemilukada ditunda seminggu kemudian, saya duga Rieke yang akan menang. Jadi Aher ini saved by the bell. Karena suara Rieke naik terus dan dia mengambil 16 persen swing voter. Coba ditunda seminggu, saya kira kita punya gubernur Rieke dan aktivis antikorupsi Teten," ungkapnya.
Lebih lanjut Burhan mengatakan, kemenangan sementara pasangan Aher dan Deddy bukannlah sesuatu yang spesial. Sebab, Aher yang diusung PKS merupakan petahana. Di samping itu, katanya, pasangan Aher-Deddy juga paling gencar beriklan dibanding calon lain sehingga, masyarakat banyak yang melihat dan mengenalnya.
"Bukan hal yang spesial, tidak seperti Jokowi dulu waktu jadi wali kota, kali kedua dia dipilih 90-an persen karena incumben. Kalau Aher ini terbilang sedikit meski paling unggul," pungkas Burhanuddin. (flo/jpnn)
Burhanuddin pun menilai munculnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai juru kampanye pasangan Rieke-Teten telah ikut mendongkrak perolehan suara pasangan yang dikenal dengan sebutan Paten itu.
"Ada faktor Jokowi yang penting sekali. Jokowi melakukan kampanye dan diliput besar-besaran oleh media, dan itu menimbulkan konsolidasi kekuatan terutama kelas menengah ke bawah. Jadi naiknya suara Rieke menggerogoti suara partai pendukung Dede. Jadi Rieke naik tajam dan itu diperoleh dari kerja Jokowi yang mendampingi Rieke dalam kampanye terakhir," ujar Burhanuddin saat dihubungi, Minggu (24/2).
Menurutnya, jika Pilkada Jabar bisa berlangsung dua putaran maka bisa saja Rieke muncul sebagai pemenang dengan mengungguli perolehan suara Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar. Apalagi, nama Rieke yang dikenal bersih dari kasus korupsi, berpasangan dengan Teten yang juga dikenal sebagai figur aktivis antikorupsi.
"Bahkan kalau Pemilukada ditunda seminggu kemudian, saya duga Rieke yang akan menang. Jadi Aher ini saved by the bell. Karena suara Rieke naik terus dan dia mengambil 16 persen swing voter. Coba ditunda seminggu, saya kira kita punya gubernur Rieke dan aktivis antikorupsi Teten," ungkapnya.
Lebih lanjut Burhan mengatakan, kemenangan sementara pasangan Aher dan Deddy bukannlah sesuatu yang spesial. Sebab, Aher yang diusung PKS merupakan petahana. Di samping itu, katanya, pasangan Aher-Deddy juga paling gencar beriklan dibanding calon lain sehingga, masyarakat banyak yang melihat dan mengenalnya.
"Bukan hal yang spesial, tidak seperti Jokowi dulu waktu jadi wali kota, kali kedua dia dipilih 90-an persen karena incumben. Kalau Aher ini terbilang sedikit meski paling unggul," pungkas Burhanuddin. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas Tersangka, Dukungan ke Dede Yusuf Tergerus
Redaktur : Tim Redaksi