jpnn.com, JAKARTA - Lifter putri andalan Indonesia, Sri Wahyuni Agustiani resmi dicoret dari pelatnas. Atlet berusia 24 tahun itu positif hamil. PB PABBSI pun harus bergerak cepat mencari penggantinya.
Pelatih angkat besi Supeni mengatakan, pencoretan itu merupakan konsekuensi. Sebab ini berkaitan dengan target mereka untuk lolos Olimpiade Tokyo 2020.
BACA JUGA: Sri Wahyuni Absen Bela Indonesia pada Olimpiade 2020?
Mengingat regulasi saat ini lebih berat. Pada Olimpiade Rio 2016 lalu, mekanisme pendaftaran atlet bisa entry by number. Sehingga siapa pun yang lolos bisa digantikan oleh atlet lain jika berhalangan.
''Tapi regulasi saat ini beda. Atlet yang ingin lolos harus mengukuti beberapa season pertandingan. Ikut turnamen, baik kategori silver maupun gold. Ini yang tidak memungkinkan dilalui oleh Yuni (sapaan Sri Wahyuni, Red). Waktu yang dibutuhkan dalam proses melahirkan itu kan panjang,'' papar peraih perak Asian Games 1994 tersebut, Selasa (15/1).
BACA JUGA: SEA Games 2019: Timnas Angkat Besi Siapkan 6 Lifter Pelapis
Berkaca dari pengalamannya sendiri, Supeni memperkirakan Yuni baru bisa kembali ke pelatnas paling tidak enam bulan setelah melahirkan. Jadi total waktu Yuni off dari pelatnas adalah 15 bulan. ''Kalau seperti itu memang harus ada yang khusus menangani. Tapi waktu persiapan Olimpiade itu kan dua tahun. Nggak mungkin bagi dia (Yuni) untuk come back secepat itu,'' ucapnya.
Saat ini PB PABBSI sedang menyeleksi para lifter yang akan menggantikan Yuni pada kelas 49 kg. ''Kami enggak bisa bohong. Belum ada yang bisa menggantikan Yuni,'' kata Supeni. ''Tapi kalau bicara peluang, setiap orang punya. Yang penting regulasi harus dijalankan dengan matang,'' lanjut perempuan asal Lampung itu.
BACA JUGA: Alasan PABBSI Izinkan Lifter Elite Berlaga pada Kejurnas
Hingga saat ini, memang atlet pelapis belum tampak. Di pelatnas, ada satu lifter yang terjun di nomor yang sama dengan Yuni. Yakni Yolanda Putri. Usianya masih muda, 18 tahun. Dia sudah masuk dalam skuat Asian Games 2018 lalu. Juga ikut ke kejuaraan dunia di Ashgabat, Turkmenistan, pada November lalu.
Namun, angkatannya masih jauh dari Yuni. Pada Asian Games, dia membukukan angkatan total 162 kg. Rinciannya, 72 snatch, dan 90 clean and jerk. Sedangkan pada kejuaraan dunia, naik 1 kg, yakni 163 kg. Bandingkan dengan Yuni yang mencapai 186 kg. Padahal saat itu kondisinya menurun. Begitu jauh yang harus dikejar Yolanda.
Meski begitu Supeni sudah punya program bagi atlet baru. Terutama pada kelas 49 kg nanti. ''Pertama yang harus disusun ya mental. Bagitu masuk pelatnas langsung menghadapi jadwal turnamen yang berat dan jaraknya cukup berdekatan,'' kata Supeni.
Pada Februari mendatang, Supeni berencana mengikutkan mereka ke International Weightlifting Championship 2019 di Thailand. Itu penting, untuk mengukur kemampuan mereka. ''Mudah-mudahan bisa segera. Berkaitan dengan SDM yang harus dipersiapkan. Nggak bisa menunggu terlalu lama,'' imbuhnya. (gil/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Juara Dunia Angkat Besi Kebanjiran Bonus, Masuk Pak Eko!
Redaktur : Tim Redaksi