Potensi Kerja Sama Indonesia-Korsel sebagai Negara Middle Power Bisa Terus Ditingkatkan

Rabu, 10 Januari 2024 – 15:00 WIB
Dosen Universitas Airlangga Radityo Dharmaputra dalam workshop kelima “Indonesia Next Generation Journalist Network in Korea” yang merupakan kerja sama antara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation, Jumat (8/12). Foto: dokumentasi FPCI

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) sebagai sama-sama negara middle power memiliki banyak peluang untuk bekerja sama.

Middle power merupakan istilah menyebut negara dalam spektrum kekuatan internasional di posisi tengah, dan berada di bawah negara-negara adidaya atau superpower.

BACA JUGA: Kerja Sama dengan Pelita Air, Kontestan IBL 2024 Mendapat Keringanan Ini

"Indonesia memiliki banyak kerja sama dengan Korsel di berbagai sektor. Mulai dari kerja sama militer, ekonomi, dan lainnya. Sinergi keduanya juga berpotensi bisa terus ditingkatkan,’’ ujar Dosen Universitas Airlangga Radityo Dharmaputra workshop kelima “Indonesia Next Generation Journalist Network in Korea” yang merupakan kerja sama antara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation, belum lama ini.

Indonesia menjadi negara middle power dengan beberapa faktor, yakni produk domestik bruto (gross domestic product) terbesar keenam dan selalu berada dalam posisi 10-30 pada urutan PDB. Indonesia juga memiliki jumlah penduduk keempat terbanyak di dunia, yaitu 273,8 juta.

BACA JUGA: Di Seminar Internasional, Bamsoet Dorong Peningkatan Hubungan Indonesia-Korsela

Sementara itu, Korsel menjadi negara middle power dengan sejumlah faktor, seperti nominal GDP terbesar ke-13. Lalu, berada di posisi enam untuk kekuatan militer. Posisi sembilan untuk ekspor impor. Lalu, posisi 12 untuk soft power.

“Tipikal negara middle power ialah berusaha menjadi mediator, dan cenderung menjadi jembatan besar antara dua pihak yang berseberangan atau bertikai,” paparnya.

BACA JUGA: Indonesia-Korsel Jalin Kerja Sama Bilateral Menanggulangi Karhutla

Meski demikian, dia menuturkan bahwa Indonesia seharusnya mulai menetapkan tujuan yang lebih tinggi. "Tidak hanya sebagai (negara middle power), tetapi kapabilitasnya perlu diperkuat. Jadi, harus melihat aspek-aspek diplomasi yang perlu diperkuat lagi," katanya.

Asisten Professor Universitas Copenhagen Jin Sang-pil menjelaskan bahwa Korsel juga memiliki kekuatan soft power. Adapun soft power merupakan kemampuan menarik perhatian dan menyertai dengan cara selain koersi.

’’Soft power ini tentu bisa membawa kesuksesan. Ini adalah alat yang ampuh. Soft power bagi Indonesia maupun Korsel merupakan langkah yang penting, terutama di bidang diplomasi,’’ kata Sang-Pil. (mcr4/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler