JAKARTA - Bursa global masih menjadi faktor pendorong penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini. Pada penutupan perdagangan Jumat lalu (10/5), indeks Dow Jones bertengger di zona hijau dengan kenaikan 35,87 poin (0,24 persen) ke level 15.118,49 poin.
Sementara itu, indeks S&P 500 menanjak 7,03 poin (0,43 persen) ke level 1.633,7. Indeks Nasdaq juga mengakhiri perdagangan bursa di akhir pekan dengan peningkatan 27,41 poin (0,8 persen) ke level 3.436,58 poin.
CEO PT Remaxcapital Lucky Bayu Purnomo menjelaskan, indeks pada perdagangan hari ini (13/5) diperkirakan masih mencoba masuk dalam level resistance-nya di posisi 5.150 poin. Hal itu mengingat pada perdagangan akhir pekan lalu indeks menyentuh level 5.115,64 sebagai posisi tertinggi hingga akhirnya ditutup di level 5.105,93 poin.
"Secara teknikal, indeks saat ini masuk pada uptrend. Sehingga, bisa jadi awal pekan ini indeks berhasil menguat all time high," terangnya.
Menurut Lucky, sentimen penggerak indeks paling besar masih datang dari bursa global. "Sentimen global masih sangat kuat. Kalaupun ada yang harus diwaspadai adalah indeks pengangguran AS. Sementara, sentimen lokal seperti penurunan prospek utang tidak begitu dikhawatirkan investor," jelasnya.
Sebaliknya, Head of Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pasar harus waspada karena mungkin terjadi profit taking atau aksi ambil untung. "Pencapaian level tertinggi baru IHSG"menarik untuk pasar melakukan profit taking. Apalagi jika bursa saham global mulai berbalik arah melemah. Tetapi, pelemahan yang sempat terjadi di akhir pekan masih dalam tahap wajar dan terbatas. Sehingga, IHSG hanya mengalami fase konsolidasi dan tidak masuk dalam tren bearish," paparnya.
Menurut Reza, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan berada pada area support 5.072-5.092 dan resistance 5.123-5.135. Secara teknikal, grafik MACD (moving average convergence divergence) bergerak naik dengan histogram positif yang memanjang. "Meskipun IHSG berhasil mencetak new high record, itu tidak disertai dengan kenaikan volume riilnya. Oleh karena itu, tetap selalu waspadai potensi pembalikan arah," terangnya.
Sementara itu, beberapa data ekonomi yang menjadi perhatian pekan ini, antara lain, rilis neraca perdagangan India, GDP Jepang, NAB business confidence, westpac consumer confidence, investment lending for homes Australia, industrial production, retail sales, and urban investment (year on year/yoy) Tiongkok, retail sales New Zealand, pengumuman BI rate, Eurogroup Meeting dan GDP Zona Euro, inflation rate (month to month/mtm) dan yoy ZEW Economic Sentiment, GDP Jerman, Nonfarm Payrolls (QoQ), serta NY Empire State Manufacturing Index AS. (gal/c6/sof)
Sementara itu, indeks S&P 500 menanjak 7,03 poin (0,43 persen) ke level 1.633,7. Indeks Nasdaq juga mengakhiri perdagangan bursa di akhir pekan dengan peningkatan 27,41 poin (0,8 persen) ke level 3.436,58 poin.
CEO PT Remaxcapital Lucky Bayu Purnomo menjelaskan, indeks pada perdagangan hari ini (13/5) diperkirakan masih mencoba masuk dalam level resistance-nya di posisi 5.150 poin. Hal itu mengingat pada perdagangan akhir pekan lalu indeks menyentuh level 5.115,64 sebagai posisi tertinggi hingga akhirnya ditutup di level 5.105,93 poin.
"Secara teknikal, indeks saat ini masuk pada uptrend. Sehingga, bisa jadi awal pekan ini indeks berhasil menguat all time high," terangnya.
Menurut Lucky, sentimen penggerak indeks paling besar masih datang dari bursa global. "Sentimen global masih sangat kuat. Kalaupun ada yang harus diwaspadai adalah indeks pengangguran AS. Sementara, sentimen lokal seperti penurunan prospek utang tidak begitu dikhawatirkan investor," jelasnya.
Sebaliknya, Head of Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pasar harus waspada karena mungkin terjadi profit taking atau aksi ambil untung. "Pencapaian level tertinggi baru IHSG"menarik untuk pasar melakukan profit taking. Apalagi jika bursa saham global mulai berbalik arah melemah. Tetapi, pelemahan yang sempat terjadi di akhir pekan masih dalam tahap wajar dan terbatas. Sehingga, IHSG hanya mengalami fase konsolidasi dan tidak masuk dalam tren bearish," paparnya.
Menurut Reza, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan berada pada area support 5.072-5.092 dan resistance 5.123-5.135. Secara teknikal, grafik MACD (moving average convergence divergence) bergerak naik dengan histogram positif yang memanjang. "Meskipun IHSG berhasil mencetak new high record, itu tidak disertai dengan kenaikan volume riilnya. Oleh karena itu, tetap selalu waspadai potensi pembalikan arah," terangnya.
Sementara itu, beberapa data ekonomi yang menjadi perhatian pekan ini, antara lain, rilis neraca perdagangan India, GDP Jepang, NAB business confidence, westpac consumer confidence, investment lending for homes Australia, industrial production, retail sales, and urban investment (year on year/yoy) Tiongkok, retail sales New Zealand, pengumuman BI rate, Eurogroup Meeting dan GDP Zona Euro, inflation rate (month to month/mtm) dan yoy ZEW Economic Sentiment, GDP Jerman, Nonfarm Payrolls (QoQ), serta NY Empire State Manufacturing Index AS. (gal/c6/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KAI Jual Tiket Mudik Tambahan
Redaktur : Tim Redaksi