Potensi Semen di Kotabaru Hingga 400 Tahun

Minggu, 02 September 2012 – 15:30 WIB
KOTABARU - Potensi luar biasa dari pasokan bahan baku semen (gunung batu kapur) diakui Distamben Kotabaru memang luar biasa. Bahkan dari informasi yang didapat Radar Banjarmasin (JPNN Grup) diketahui, jika hanya ITP (Indocement Tunggal Prakarsa) Tarjun yang menggarap semen di Saijaan, 400 tahun baru bisa habiskan bahan bakunya.

Kabid Pertambangan Distamben (Dinas Pertambangan dan Energi) Kotabaru, A M Zen ketika ditanya soal itu menjawab. "Yang saya tahu (ITP Tarjun, Red) sejak produksi sampai saat ini, satu gunung batu kapur belum habis. Secara potensi kita memang banyak," ujarnya kepada Radar Banjarmasin, Sabtu (01/09) lalu.

Dan ketika didesak lagi, apakah benar kalau cuma satu perusahaan yang garap maka bahan baku semen di Kotabaru 400 tahun baru akan habis. Tergantung jumlah produksi semen itu sendiri, jawabnya, kalau banyak ya tentu cepat habis dan sebaliknya.

Hanya di Kotabaru, memang yang terdapat gunung batu kapur berada di daerah yang satu daratan dengan Kalimantan. Dan dari sebuah situs internet, dikatakan bukan hanya Kotabaru, bahan baku semen juga ada di Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Tapin, Pelaihari dan Tabalong. Dimana tercatat, di semua kabupaten tersebut, total bahan baku yang diketahui mencapai 8,5 Miliar Ton. Sedangkan Kotabaru adalah yang terbesar.

Hal senada juga keluar dari keterangan Humas PT ITP Tarjun, Agus Rifani. Katanya ketika ditanya tentang kebenaran 400 tahun ITP baru bisa habiskan gunung batu kapur disana, "Saya kurang tahu pasti berapa banyak gunung batu kapur di Kotabaru. Yang pasti mulai Cantung Kecamatan Kelumpang Hulu sampai Sungai Durian kecamatan Kelumpang Barat sangat banyak sekali gunung batu kapur."

Kata Agus kemudian, apa yang dikatakan Distamben benar adanya.  Jangankan satu gunung, seperapatnya pun belum habis. Padahal PT ITP Tarjun adalah produsen semen terbesar ke 2 di Indonesia yang mayoritas sahamnya dipegang HeidelbergCement AG Jerman. Jadi bisa dibayangkan, betapa besar potensi Kotabaru.

Sebelumnya, A M Zen juga menjelaskan, diantara sekian banyak kabupaten di Kalsel, Kotabaru yang paling memungkinkan. Masalahnya, beber pria ini, bukan hanya pasokan batu kapur saja yang melimpah, tapi di Kotabaru juga sangat strategis wilayahnya, dekat dengan laut, sehingga memudahkan pengapalan baik ke Jawa atau Sulawesi.

Dengan kata lain, dia mengakui Kotabaru secara potensi siap didatangi pabrik-pabrik semen di Jawa yang wacananya pada tahun 2016 nanti akan boyongan pindah ke Kalimantan. Di sana, sudah tidak memungkinkan lagi, sebab isu kerusakan lingkungan yang sedemikian mencuat serta sudah membahayakan kelangsungan hidup warga.
Dari itu, Kabid Pertambangan ini menegaskan wacana itu tidak bisa terealsasi kalau hanya Distamben yang mendukung, semua pihak harus mendukung. Karena isunya adalah isu lingkungan. Jadi BLHD (Badan Lingkungan Hidup Daerah) juga adalah salah instansi yang harus terlibat menyangkut hal ini.

Dan, seperti yang dia katakan sebelumnya, tidak bisa cuma wacana kepindahan pabrik semen dari Jawa ke Kotabaru, harus juga berkaca pada kenyataan pertambangan selama ini di Kalimantan. Misalnya, batubara, betapa banyak yang di kirim Kalimantan ke Jawa tapi listrik belum maksimal, karena pasokan batubara yang sedikit buat PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) khususnya di Kalsel.

Dilain pihak, Kepala BLHD Kotabaru Ir Hj Maslenawati yang diwawancarai sebelumnya, berujar kalau investasi semen di Kotabaru bisa saja dijalankan dengan catatan prosedur harus sesuai dengan aturan main. Selama perusahaan bisa menjaga lingkungan, maka bisa saja pabrik semen dibangun lagi, apalagi kalau itu sudah menjadi program pemerintah.

Disisi lain, pihak eksekutif Kotabaru ternyata mendukung wacana itu. "Kalau benar maka itu akan jadi salah satu aspek penyerapan tenaga kerja lokal. Bagus itu," kata Ketua DPRD Kotabaru Alpidri Supian Noor. Untuk isu lingkungan, dia menegaskan asal perusahaan berjalan sesuai dengan prosedur yang ditentukan maka tidak apa-apa.

Dukungan "bertubi-tubi" dari pihak eksekutif dan legislatif itu mendapat peringatan dari warga Kotabaru, Yuri Muryanto Soedarno. Mantan Kepala LP3M (Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat) di salah satu perguruan tinggi di Kotabaru ini mengatakan, kalau memang nanti ada investasi industri semen besar besaran maka tidak akan semudah membalikkan telapak tangan.

Masih sama dengan komentar sebelumya, dikatakannya, isu ditutupnya semen di Jawa bisa jadi karena kompleksitas masalah lingkungan. Tentu Kotabaru dan Kalsel harus berkaca dari sejarah itu, jangan sampai kebablasan, apa yang terjadi di Jawa justru akan berulang di Kalimantan , kalau hal tersebut jadi direalisasikan tanpa pertimbangan yang matang dari semua stake holder.

Tenaga kerja, isu ketidakpuasan daerah selama ini terhadap pembagian hasil pertambangan, masalah peluang pengusaha lokal dalam industri tersebut, ujarnya, harus juga mendapat perhatian serius. (zal/yn/ram/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramayana Siap Inves Rp250 M

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler