PPP Sesalkan Ada RS Tolak Pasien Miskin

Selasa, 19 Februari 2013 – 13:41 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Irgan Chairul Mahfidz menyesalkan masih banyak rumah sakit yang menolak pasien miskin dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah ruangan kosong.

"Ini tidak boleh terjadi. Pasien miskin dan perlu pertolongan pertama yang bisa berakibat fatal, harusnya menjadi prioritas," kata Irgan, Selasa (19/2).

Menurut Irgan, jika memang ruangan kelas III kosong, semestinya pihak rumah sakit menaikkan kelasnya di kelas II. "Kalau ada ruangan kosong di kelas II bisa dipakai sementara," ujar Ketua DPP PPP itu.

Irgan berjanji dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan pada Kamis (21/2) mendatang akan menanyakan tentang peristiwa yang menimpa bayi Dera.

"Kami juga akan bicarakan pada rapat internal Komisi IX dalam rangka rencana diundangnya pihak Rumah Sakit (RS) di Komisi IX DPR RI," pungkas Irgan.
 
Seperti diketahui, bayi Dera Nur Anggraini akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (16/2). Bayi prematur ini meninggal setelah mendatangi delapan RS yang menolaknya.

Dera Nur Anggraeni lahir pada Minggu (10/2) lalu di RS Zahira di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia diketahui mengalami gangguan pada pencernaan.

Atas kondisi yang memburuk, orang tua Dera berinisiatif membawa ke sejumlah rumah sakit, di antaranya, RS Fatmawati, RSCM, RS Harapan Kita, RS Harapan Bunda Pasar Rebo, RS St. Carolus (Salemba), RS Asri, RS Tria Dipa, RS Budi Asih Cawang, RS JMC Buncit dan terakhir RSPP.

Setelah berkeliling ke sejumlah rumah sakit, akhirnya Dera meninggal di RS Zahira pada Sabtu (16/2) malam setelah ditolak oleh sejumlah rumah sakit dengan berbagai alasan ruangan penuh dan peralatan yang tidak lengkap. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolda Sumbar Diperiksa KPK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler