Garuda, misalnya. Meski menang atas Stadium Jakarta dengan skor 64-57, Wendha Wijaya dkk dianggap belum menampilkan performa maksimal. Terutama ketika menghadapi pressing ketat dari lawan. Asisten pelatih Garuda A.F. Rinaldo menyatakan, anak asuhnya terlihat mati kutu untuk membongkar pressure lawan.
"Konsistensi anak-anak belum bagus. Saat menghadapi press ketat, mereka terlihat bingung untuk membongkarnya. Untung saja anak-anak bisa memanfaatkan momentum ketika terus leading di kuarter empat. Saat kalah lawan CLS, anak-anak gagal di kuarter keempat," ujar Inal, sapaan Rinaldo.
Dia juga melihat, anak asuhnya masih memiliki ketergantungan terhadap beberapa pemain. Dalam pertandingan kemarin, Garuda tak diperkuat Hendru Ramli dan Christ Gideon karena cedera. Hilangnya dua shooter tajam tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap daya dobrak Garuda.
Itu ditambah buruknya akurasi pemain Garuda dari free throw. Dalam pertandingan tadi malam, Garuda hanya membukukan 45 persen free throw. Ketika bersua CLS, free throw Garuda mencapai 55 persen.
"Ini jelas merugikan karena anak-anak kehilangan poin dari kesempatan yang sangat matang. Ini mungkin terkait fisik. Karena itu, setelah ini, kami akan adjust pola latihan agar free throw anak-anak bagus," imbuh Inal.
Di sisi lain, jajaran pelatih Aspac juga kurang puas dengan performa Mario Gerungan dkk. Meski mampu menampilkan permainan cepat, Mario dkk beberapa kali terlihat buru-buru mengeksekusi. Padahal, mestinya kans untuk mencetak poin lebih besar jika melakukan set play terlebih dahulu.
"Anak-anak tadi (kemarin) mainnya gampang sekali naik. Tapi tiba-tiba gampang sekali turun. Momentum yang sebenarnya ada tiba-tiba hilang begitu saja. Ini evaluasi besar," tegas Jugiyanto Kuntardjo, pelatih Aspac. (ru/c13/ang)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fuleco, Nama Maskot PD 2014
Redaktur : Tim Redaksi