jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi salah satu calon menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setelah bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (21/10), mantan Danjen Kopassus itu mengaku akan membantu pemerintah mengurus pertahanan.
Namun, Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengharapkan pernyataan Prabowo itu tak dimaknai bahwa penantang Jokowi di Pilpres 2019 akan menjadi menteri pertahanan (Menhan). "Jangan diartikan hanya tugas sebagai Menhan," kata Arief melalui layanan pesan.
BACA JUGA: Sudah Pasti, Ada 2 Prabowo dari Gerindra untuk Mengisi Kabinet Jokowi
Menurut Arief, urusan pertahanan bukan semata terkait militer dan keamanan. Sebab, tugas bidang pertahanan juga bisa diartikan untuk menciptakan ketahanan pangan, energi dan ekonomi.
"Bicara pertahanan bukan semata terkait pertahanan militer dan keamanan, tetapi harus juga diartikan tugas untuk menciptakan pertahanan pangan, pertahanan energi dan pertahanan ekonomi serta keamanan perekonomian Indonesia yang sangat rawan dengan guncangan guncangan ekonomi global," ungkap dia.
BACA JUGA: Ucapan Santri Lucu Terbukti, Prabowo Segera jadi Menteri
Menurut Arief, ketahanan bidang pangan, energi dan ekonomi merupakan syarat penting menguatkan negara. Ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu menegaskan, kekuatan militer tidak akan terwujud tanpa ketahanan pangan, energi dan ekonomi.
"Jika pertahanan dan keamanan ekonomi sudah kuat baru secara otomatis akan punya sistim pertahanan dan keamanan militer yang kuat," tegasnya.(mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan