Prabowo Berulah, Rupiah Melemah

Rabu, 23 Juli 2014 – 06:24 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Manuver calon presiden Prabowo Subianto yang menolak hasil rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), sempat mengejutkan pelaku di pasar keuangan, sehingga menekan nilai tukar rupiah.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, penolakan atas hasil rekapitulasi memang menjadi sentimen negatif bagi pasar. Namun, dia meyakini jika efeknya hanyak akan berlangsung sementara. "Pasar tidak perlu khawatir," ujarnya kemarin (22/7).

BACA JUGA: Lebaran, BRI Siagakan 776 Unit Kerja Operasional

Menurut Chatib, pelaku pasar maupun masyarakat juga cukup tenang dan tidak terlalu mengkhawatirkan potensi kerusuhan saat pengumuman hasil rekapitulasi suara.

Selain karena komitmen kedua pasangan Capres Cawapres untuk menjunjung tinggi aksi damai, juga karena pemerintah juga sudah mempersiapkan berbagai langkah antisipasi. "Makanya, rupiah hanya melemah tipis," katanya.

BACA JUGA: SpeedUp Technology Luncurkan SpeedUp Pad Fun

Nilai tukar rupiah di pasar spot berdasar data Bloomberg menunjukkan rupiah hingga sore kemarin ditutup menguat 34 poin atau 0,30 persen ke posisi 11.606 per USD. Penguatan rupiah ini menjadi yang terbesar dibanding mata uang utama di Asia Pasifik lainnya.

Sebenarnya, pada pagi hingga siang hari kemarin, rupiah sempat menguat ke level 11.502 per USD, namun kemudian melemah di sore hari pasca pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang menolak hasil perhitungan suara oleh KPU.

BACA JUGA: PLN Gorontalo Manfaatkan Tongkang Jagung jadi Pembangkit Listrik

Sementara itu, data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pukul 10.00 WIB kemarin (22/7) menunjukkan, rupiah ditutup di level 11.531 per USD, menguat 46 poin dibanding penutupan Senin (21/7)) yang di posisi 11.577 per USD.

Ini berarti, sepanjang awal pekan ini, rupiah sudah terapresiasi sebesar 175 poin dibanding penutupan Jumat pekan lalu yang di posisi 11.706 per USD.

Di kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung (CT) menyesalkan langkah Prabowo Subianto yang menolak hasil perhitungan suara dan mengundurkan diri, sehingga membuat situasi politik masih panas. "Terus terang saya tidak bahagia, melihat situasi seperti ini," ujarnya.

Menurut CT, andai saja semua pasangan capres cawapres bersedia menerima hasil pemilihan presiden, maka hal tersebut bisa menjadi sentimen positif yang ditunggu-tunggu pelaku pasar. "Kalau hasilnya baik, rupiah bisa menguat luar biasa," ucapnya. (Owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Triwulan II, Laba BRI Capai Rp 11,72 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler