jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum MUI Din Syamsuddin merespons pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie yang menyebut Prabowo Subianto menyesal pernah dekat dengan kelompok intoleran.
Menurut Din, jika pernyataan Grace Natalie tersebut benar berasal dari Prabowo, umat Islam merasa lebih menyesal pernah memilihnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
BACA JUGA: Prabowo & Ganjar Bergandengan Tangan di Belakang Jokowi, Ada yang Berduri
"Pernyataan demikian bersifat tendensius dan sinistik, karena dialamatkan kepada berbagai kelompok Islam yang pada Pilpres 2019 mendukung Prabowo Subianto,” kata Din Syamsuddin melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (30/8).
Masih kata Din, jika ternyata Prabowo tidak pernah mengatakan demikian, maka hal itu hanyalah penafsiran semata.
BACA JUGA: Zulhas tidak Akan Memaksa Prabowo Menjadikan Erick Thohir Cawapres
Dengan kata lain, lanjut Din, Grace Natalie telah menyampaikan pernyataan manipulatif dan insinuatif.
Namun jika pernyataan Grace benar, Din menilai justru merugikan Prabowo sendiri.
"Berita Prabowo menyesal dulu didukung justru menambah penyesalan para pendukung yang memilihnya dulu," ungkap Din.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan pada Pilpres 2019 Prabowo mendapat dukungan besar dari umat Islam.
Menurutnya, jika tidak ada dukungan itu niscaya Prabowo yang sekarang menjabat sebagai Menteri Pertahanan tidak akan mendapat suara yang cukup besar.
Prabowo bakal mempunyai pengaruh politik yang rendah lantaran kalah dengan perbandingan suara yang cukup besar dengan Jokowi.
Itulah sebabnya sikap Prabowo yang akhirnya memilih masuk dalam kabinet Indonesia Maju sangat mengecewakan para pendukungnya.
“Justru sikap politik Prabowo Subianto yang mau menjadi pembantu presiden yang pernah menjadi rivalnya pada Pilpres telah mengecewakan banyak dari pemilihnya," ungkap Din.
Pernyataan Grace soal penyesalan Prabowo, kata Din, membuat berbagai kelompok, terutama dari kalangan umat Islam semakin kecewa dan menyesal.
"Berita bahwa Prabowo menyesal dulu didukung justru menambah penyesalan para pendukung yang memilihnya dulu. Tidak sedikit dari mereka yang menilai Prabowo bukan seorang pemimpin amanah, tapi pemimpin yang berkhianat,” bebernya.
Din menambahkan diksi kelompok intoleran yang diucapkan Grace juga perlu dikritisi.
Pasalnya, ada indikasi pernyataan itu ditujukan kepada kelompok Islam.
Jika benar, tegas Din, pernyataan politikus PSI itu bernada tuduhan dan Islamofobia.
“Tidak elok kiranya kalau narasi politik yang dikembangkan oleh para politisi bersifat tendensius dan insinuatif, karena nanti akan di balik bahwa sesungguhnya penuduh kelompok lain intoleran adalah sang intoleran sejati,” ujar Din Syamsuddin mengingatkan.
Sebelumnya, Grace Natalie mengungkap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyesal pernah dekat dengan kelompok Islam yang menurutnya intoleran.
Pernyataan itu disampaikan Grace saat berbicara di kanal Youtube Total Politik, Minggu (13/8).
Grace mengaku tidak ingat perkataan detail Prabowo. Namun wanita yang pernah menjadi jurnalis di sebuah stasiun televisi ini mengungkapkan pada intinya Prabowo menyesal menyiratkan peyesalan.
"Ya, itu memang kami kritisi, tetapi beliau dalam sebuah percakapan santai, tersiratnya saya lupa kata-kata persisnya, dan ada tereksplisit juga. Kurang lebih beliau menyiratkan penyesalan lah pernah mengambil langkah itu," kata Grace dalam kanal tersebut.
Namun, Grace menyebut pernyatannya soal penyesalan Prabowo pernah dekat dengan kelompok intoleran baru sebatas dugaan saja.
"Jadi ketika ada salah satu tokoh yang tadi juga ke situ mengatakan, saya sekarang ke sini kenapa dia jadi ke sana? Saya juga enggak tahu dan tidak berusaha mendalami. Saya tidak nanya lebih jauh, namun yang saya tangkap begitu," ujar Grace. (mar1/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi