jpnn.com - JAKARTA - Prabowo Subianto bakal mudah tumbang di Pilpres 2024 jika Muhaimin Iskandar bersama PKB hengkang dari Koalisi Indonesia Maju.
Itu pandangan Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari.
BACA JUGA: Prabowo & Ganjar Bergandengan Tangan di Belakang Jokowi, Ada yang Berduri
Sholeh menilai Koalisi Indonesia Maju (dahulu bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) yang berisi Gerindra, PKB, PBB, Golkar, dan PAN hampir pasti mengusung Erick Thohir sebagai bakal cawapres.
Prabowo-Erick akan kuat jika PKB masih bertahan di koalisi.
BACA JUGA: Prabowo Ubah Nama Koalisi Sepihak, Begini Reaksi PKB
Di sanalah PR besarnya. Masih sudikah PKB bertahan jika Gus Muhaimin bukan cawapres?
"Pasangan ini (Prabowo-Erick) berat peluangnya menang kalau Cak Imin hijrah ke pasangan lain dan kemungkinan itu (PKB pindah) besar," tutur Sholeh dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (30/8).
BACA JUGA: Zulhas tidak Akan Memaksa Prabowo Menjadikan Erick Thohir Cawapres
Menurut Sholeh ada empat indikator yang membuat PKB banting setir, pindah haluan meninggalkan Prabowo.
- Cak Imin mengusung mandat ijtimak ulama sebagai cawapres dan posisinya wajib all out untuk mewujudkan itu, karena harus mempertanggungjawabkan kepada para kiai.
- Politik NU tengah berada di persimpangan. Pada saat seperti ini, Cak Imin memikul tanggung renteng dengan PBNU untuk mengambil langkah penyelamatan politik NU lima tahun ke depan
- PKB dan NU sebenarnya memahami siapa mitra ideologis maupun koalisi taktis strategisnya, dan besar kemungkinan PKB dan PBNU hijrah ke Ganjar Pranowo.
- Tradisi politik NU selalu memihak pemenang atau yang berpotensi menang.
Sholeh mengatakan mengubah pilihan PKB atau NU dari mendukung Prabowo jadi memihak Ganjar adalah hal sederhana.
"Koalisi pimpinan Gerindra secara ideologi beda warna politik dengan nahdiyin secara umum," tuturnya.
Menurut Sholeh sejarah nahdiyin lebih lekat dengan PDI Perjuangan.
"Lintasan sejarah keluarga Prabowo, yakni ayahnya lebih dekat dengan langgam politik Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)," ujarnya. (mcr8/jpnn)
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Kenny Kurnia Putra