jpnn.com - JAKARTA - Hasil penelitian Fokus Survei Indonesia (FSI) menempatkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di posisi pertama dalam hal elektabilitas calon presiden (capres). Prabowo berada di posisi teratas dalam hal elektabilitas dengan raihan 33,6 persen.
Menurut Direktur FSI, Soedarsono, tingginya elektabilitas Prabowo karena rasa penasaran masyarakat yang ingin lebih mengenal sosok mantan Danjen Kopassus TNI itu. Soedarsono menyebut tingginya elektabilitas Prabowo menunjukan bahwa masyarakat lebih suka sosok dan gaya kepemimpinan yang dianggap dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi Indonesia.
BACA JUGA: Ketua DPR: Penanganan Banjir Harus Sistematis
"Bangsa kita buruh strong leadership, tegas, menyelesaikan kasus korupsi, mencegah disintegrasi bangsa yang terjadi agar kita tidak dilecehkan pihak-pihak asing. SBY - Boediono tingkat kepercayaan masyarakat menurun. Keinginan perubahan yang tegas saat ini melihat Pak Prabowo," kata Soedarsono dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta, Rabu (29/1).
Sementara di bawah Prabowo, ada nama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Presiden RI kelima itu berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 18,2 persen. Sedangkan di posisi ketiga ada nama Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (12,3 persen), Akbar Tanjung (8,4 persen), Amien Rais (7,1 persen) dan Wiranto 5,2 persen.
BACA JUGA: Somasi Pengacara SBY Diduga Jaga Citra
Yang mengejutkan, survei FSI menempatkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi di posisi bawah. Padahal, nama Jokowi selama ini selalu merajai hasil survei.
Berdasarkan survei FSI, elektabilitas Jokowi hanya mencapai 5,2 persen. Di bawah Jokowi ada nama mantan Kepala Staf TNI AD (KSAD) Pramono Edhie Wibowo (3,7 persen), Ani Yudhoyono (2,7 persen), Muhaimin Iskandar (1,4 persen) , Yusril Ihza Mahendra (1,1 persen), Surya Paloh (1,1 persen), Sutiyoso (1,1 persen). Sedangkan tiga nama petinggi partai politik ada di daftar nol koma, yakni Suryadharma Ali (0,9 persen), Hidayat Nur Wahid (0,8 persen) dan Hatta Rajasa (0,7 persen).
BACA JUGA: Ini Pilkada-Pilkada yang Masuk ke Berkas Pemeriksaan Akil
Landas mengapa elektabilitas Jokowi versi FSI tak setinggi survei-survei lain? Sudarsono membeber sejumlah alasan. Di antaranya, Jokowi tak menuntaskan jabatannya sebagai Wali Kota Surakarta, ditambah persoalan-persoalan saat ini politisi PDI Perjuangan itu sudah menjabat sebagai gubernur.
"Apalagi, Jokowi belum mampu menghadapi tekanan yang lebih besar. Selain itu, PDI Perjuangan juga belum tentu mencalonkan Jokowi pada Pilpres 2014," papar Soedarsono.
Survei FSI dilaksanakan pada 3 Januari - 21 Januari 2014 dan menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel 3.274. Sampel yang berhasil dianalisis sebanyak 3.256.
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap mudak dengan margin error sekitar 1,72 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini juga dilakukan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Adapun sumber pendanaan berasal dari Ausesia Consultant Pte Ltd yang berkedudukan di Australia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Cegah Pengusaha Otomotif Terkait Pencucian Uang Wawan
Redaktur : Tim Redaksi