Prabowo Sebut RI Berpotensi Bubar, Projo: Too Big to Fail!

Sabtu, 24 Maret 2018 – 12:32 WIB
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PROJO Budi Arie Setiadi menepis asumsi bahwa Indonesia akan bubar pada 2030 sebagaimana pidato Prabowo Subianto yang videonya viral. Pendukung fanatik Presiden Joko Widodo itu meyakini Indonesia bisa mengatasi berbagai ancaman.

Budi mengatakan, ada tiga faktor ancaman yang berpotensi menimbulkan disintegrasi. Yakni hancurnya ideologi pemersatu bangsa, kesenjangan antar-wilayah dan intervensi asing.

BACA JUGA: Pidato Indonesia Bubar 2030, Prabowo Dinilai Menakuti-nakuti

Soal ideologi sebagai pemersatu bangsa, kata Budi, bisa hancur karena infiltrasi paham lain. Karena itu eksponen aktivis 1998 tersebut mengajak semua pihak tak bermain-main dengan ideologi bangsa.

“Kalau Pancasila hancur maka negara Indonesia akan bubar. Tugas dan tanggung jawab kita semua untuk membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," ujar Budi melalui pesan singkat, Sabtu (24/3).

BACA JUGA: Perseteruan Pendukung Prabowo dan Jokowi Belum Selesai

Sedangkan untuk kesenjangan antar-wilayah, sambungnya, pemerintah saat ini tengah getol mengatasinya dengan memeratakan pembangunan hingga daerah terpencil dan pinggiran. Bahkan, Jokowi -panggilan beken Presiden Joko Widodo- juga menerapkan kebijakan satu harga bahan bakar minyak (BBM) hingga di pedalaman Papua.

“Ini bukti pemerintah serius mengatasi ketidakadilan sosial,” sebut Budi.

BACA JUGA: Pidato Prabowo Dikritik, Gerindra: PSI Cuma Numpang Tenar

Selain itu, katanya, potensi dan ide-ide separatisme hanya muncul di sedikit daerah. Itu pun sebagian besar karena alasan kesenjangan ekonomi.

Budi menegaskan, Presiden Jokowi memperhatikan betul sabuk- sabuk pengikat NKRI. “Tidak ada satu pun pemimpin nasional kita yang pernah mendatangi dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," tegasnya.

Sedangkan soal faktor intervensi asing sebagai penyebab NKRI bubar, Budi menilai potensi intervensi asing paling besar di Papua.

Sedangkan di perbatasan Kalimantan, ada potensi intervensi asing untuk kepentingan ekonomi seperti perdagangan narkotika dan penyelundupan. Dia menegaskan, sebagian besar intervensi asing karena faktor-faktor ekonomi.

Namun, Budi menegaskan bahwa negara tetangga justru tak ingin Indonesia bubar dan terpecah-pecah. Sebab, hal itu akan membahayakan bagi negeri-negeri jiran yang berbatasan langsung dengan Indonesia.

Too big to fail (terlalu besar untuk gagal, red). Indonesia adalah negara besar yang bila pecah justru akan mengancam stabilitas kawasan dan perdamaian dunia," tegasnya.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beda dengan Prabowo, Ridwan Kamil Sebut Indonesia Hebat 2030


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler