Prabowo Subianto Dianggap Sudah Selesai, Saatnya Anies, Habib Rizieq atau UAS

Senin, 10 Agustus 2020 – 08:49 WIB
Prabowo Subianto (kiri) terpilih kembali memimpin Partai Gerindra. Foto: diambil dari Instagram @sufmi_dasco

jpnn.com, JAKARTA - Persaudaraan Alumni (PA) 212 menganggap Prabowo Subianto 'sudah selesai' untuk Pilpres 2024.

PA 212 menganggap, sejumlah nama seperti Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Rizieq Shihab hingga Ustaz Abdul Somad (UAS) layak memimpin negeri ini.

BACA JUGA: Untuk Pertanyaan yang Itu, Prabowo Subianto Baru Bisa Jawab 2 Tahun Lagi

Sejak Prabowo memutuskan bergabung dalam pemerintahan Presiden Jokowi, PA 212 memilih untuk bercerai.

Meskipun pernah ikut mengusung Prabowo di pilpres kemarin, PA 212 sudah tak minat lagi dengan Ketum Partai Gerindra tersebut.

BACA JUGA: Dari Kecil Prabowo Subianto Ingin Bintang Empat, Tetapi Dikasih Hanya Tiga

“Bagi kami, PS (Prabowo Subianto) sudah selesai, masih banyak kader muda yang layak pimpin negeri ini ke depan, 2024 saatnya yang muda yang berkarya,” kata Ketua Umum PA 212, Slamet Ma’arif kepada wartawan, Minggu (9/8), seperti dilansir juga oleh RMCO Rakyat Merdeka.

Slamet juga menilai banyak kader Gerindra yang lebih muda untuk memimpin Indonesia.

BACA JUGA: Prabowo Subianto: Biasanya yang Idealis Penuh Cita-cita, Isi Tasnya Agak Kurang

“Dari partai lain juga, profesional juga banyak yang layak pimpin negeri,” ungkapnya.

Slamet menyebut sejumlah nama Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Habib Rizieq Shihab, Ahmad Riza Patria, Aa Gym, dan Ustaz Abdul Somad.

Apa tanggapan Gerindra terkait sikap PA 212 ini?

Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menganggap pernyataan Slamet Ma’arif merupakan sebuah pendapat.

“Pendapat itu boleh saja, tetapi Gerindra punya mekanisme sendiri dan diatur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Gerindra,” kata Dasco.

Terkait usulan Slamet agar Gerindra mencalonkan kader mudanya, Dasco menegaskan, pencalonan dari Gerindra mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan.

“Mungkin dengan membuat partai sendiri, bebas untuk mengusung aspirasinya, apakah mengusung A, si B, ya silakan saja. Namun, kalau dari Gerindra, itu sudah melalui mekanisme yang ada,” katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Gerindra, Habiburokhman mengaku Gerindra tidak mau berandai-andai berbicara Pilpres 2024.

Menurutnya, 2024 masih lama, apalagi hingga kini dinamika Pemilu 2019 belum usai.

“Pemilu kemarin saja belum hilang. Janganlah habiskan energi bahas Pemilu terus. Urusan mendesak bangsa saat ini bagaimana mengatasi Covid-19 berikut dampak ekonominya,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka.

Terpisah, Juru Bicara Prabowo di Kemenhan, Dahnil Anzar menyatakan, Prabowo tidak tersinggung dengan pendapat dari sejumlah pihak.

Dia bilang Prabowo akan terus bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.

Seperti diketahui, Prabowo kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra, Sabtu (8/8) lalu.

Gerindra juga kembali mencalonkan Prabowo sebagai Capres 2024.

Menurut Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, keinginan agar Prabowo kembali bertarung di pilpres berasal dari kader.

“Seluruh DPD dan DPC tadi meminta Pak Prabowo untuk maju dalam pilpres tahun 2024,” ujar Muzani.

Bagaimana peluang Prabowo?

Direktur Indo Barometer M Qodari menilai Prabowo masih laku dijual.

Menurut dia, sampai saat ini di berbagai survei, eks Danjen Kopassus itu masih menjadi salah satu yang tertinggi dan paling potensial dalam pertarungan Pilpres 2024.

“Memang sebagian survei menunjukkan Prabowo masih nomor satu, sebagian lagi, sudah turun. Itu wajar karena elektabilitas dipengaruhi berbagai macam isu dan masalah yang berkembang,” ujar Qodari kepada Rakyat Merdeka.

Dia mencontohkan, dalam pandemi Covid-19, kepala daerah seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil mendapatkan porsi tampil lebih banyak.

Itu membuat mereka mengalami kenaikan elektabilitas. Namun, Prabowo tetap paling potensial ketimbang para kepala daerah itu.

“Prabowo capres paling potensial pada hari ini. Tidak hanya berdasarkan elektabilitas yang cukup tinggi, tapi juga berdasarkan fakta bahwa dia ketum partai dengan salah satu kursi tertinggi di Indonesia,” ulasnya.

Dia menilai PA 212 salah besar jika ingin mengusung Sandiaga dan Riza Patria. Pasalnya kedua orang itu adalah kader Gerindra.

“Kalau Prabowo maju maka keduanya tidak bisa maju,” katanya. (umm)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler