jpnn.com, JAKARTA - Prabowo Subianto dinilai calon pemimpin yang mampu membawa Indonesia menghadapi berbagai tantangan global.
"Indonesia ini sedang menghadapi badai, ada tiga ledakan yang saya sebutkan yaitu ledakan virus, ledakan pengetahuan karena revolusi industri, dan ledakan mesiu (perang)," ujar Eks Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko dalam podcast bersama Rhenald Kasali.
BACA JUGA: Prabowo Subianto Dinilai Sukses Jaga Soliditas Suara Sejak Pilpres 2019
Dia menambahkan, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang sangat paham akan strategi dan taktik untuk menghadapi ancaman tersebut. Budiman menjelaskan, Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang ahli dalam analisa dan memiliki nalar intelijen yang mumpuni.
Budiman lantas menceritakan kesannya setelah bertemu dengan Prabowo beberapa waktu lalu. Menurutnya, Prabowo memiliki pemikiran yang visioner untuk membangun Indonesia menjadi negara kuat.
BACA JUGA: PAN Semakin Konsisten Hadir Membantu Masyarakat
"Waktu saya bertemu dengan Pak Prabowo ada pertanyaan yang tak terduga dari Pak Prabowo, tapi saya sangat senang. Pak Prabowo bertanya soal 'Apakah non blok masih relevan atau tidak?'," tutur Budiman sembari menceritakan pengalamannya bertemu Prabowo.
Menurutnya, meskipun tidak ikut berperang, Indonesia mesti memikirkan bagaimana dampak dari perang dan ancaman perubahan geopolitik di masa depan.
BACA JUGA: Pesta KPR 2023, Summarecon Serpong Tawarkan Beragam Promo
Dalam podcast tersebut, Budiman mengatakan seandainya perang nuklir terjadi, maka Khatulistiwa akan mengalami dampak yang sangat signifikan.
"Itu membuat saya berfikir, kalau ada perang nuklir khatulistiwa ini akan turun suhunya sekitar -28 derajat celcius karena matahari akan tertutup awan akibat ledakan nuklir," paparnya.
Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki pola pikir inteligensi yang sangat kuat.
Isu tersebut menurut politisi PDI-Perjuangan tersebut harus dimasukan dalam narasi dan komunikasi politik di 2024 mendatang.
"Prabowo sebagai tokoh yang menurut saya memiliki banyak kemiripan dengan Presiden Indonesia saat ini dan tokoh nasionalis lainnya untuk melewati kerikil di 2024 dan masa depan," sebutnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada