jpnn.com, JAKARTA - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa atau GNPF Yusuf Martak heran dengan pilihan politik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang bersedia menjadi Menteri Pertahanan di kabinet Indonesia Maju.
Yusuf menilai eks Danjen Kopassus itu tidak memiliki kepribadian sebagai bawahan. Di sisi lain, menerima jabatan Menhan membuat Prabowo menjadi pembantu Presiden RI yang dijabat Joko Widodo atau Jokowi.
BACA JUGA: Publik Ramai Bicarakan Prabowo Subianto di Kabinet Indonesia Maju, Tumben Amien Rais Diam
"Yang biasa dilayani, malah sekarang jadi pembantu, yang berarti harus menjaga disiplin jam kerja, bekerja sepanjang hari, membuat progres dan laporan kerja pada atasannya presiden. Bagi saya aneh dan heran bin ajaib apa yang ada di benak PS (Prabowo Subianto)," kata Martak dalam pesan singkatnya kepada JPNN, Senin (28/10).
Meski begitu, Martak menghargai pilihan politik Prabowo dengan menjadi Menhan. Bahkan, dia pun mendoakan Prabowo langgeng menjabat menteri pertahanan.
BACA JUGA: Prabowo Subianto jadi Menhan, Honorer K2 Berharap Ada Jalan jadi PNS
"Selebihnya kami tidak ambil pusing. Itu ialah hak politik PS (Prabowo Subianto) sendiri, walaupun nama besarnya akan dipertaruhkan di hati dan di mata pendukungnya yang dengan segala pengorbanan mendukung PS untuk menjadi presiden dan bukan untuk menjadi pembantu presiden," timpal dia.
Sebagai informasi, Prabowo Subianto resmi menjabat Menhan Kabinet Indonesia Maju era Presiden Jokowi. Prabowo dilantik di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (23/10). (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan