Prabowo Unggul di Analisis, Jokowi Menekankan Implementasi

Senin, 16 Juni 2014 – 18:09 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Penampilan dan paparan tentang ekonomi kerakyatan oleh calon presiden Joko Widodo saat debat capres kedua, Minggu (16/6), menunjukkan Jokowi belum memiliki kapasitas untuk memimpin negara. Kapasitas Jokowi sebagai capres dinilai bakal tidak memenuhi harapan masyarakat.

"Sebagai wali kota dan gubernur sebagian kinerja patut dihargai. Tapi untuk skala nasional saya kira belum cukup," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ziyad Falahi, saat dihubungi wartawan, Senin (16/6).

BACA JUGA: Priyo Yakin Program Prabowo Memikat Masyarakat Pedesaan

Menurutnya, kualitas berfikir seseorang bisa dicermati dari kualitas pertanyaan dan jawaban dalam debat. Dia menilai pertanyaan dan jawaban yang Jokowi berikan sangat monoton, dangkal dan tidak berdasar identifikasi.

Dia mencontohkan, seperti pada soal bagaimana memperkuat daya saing usaha, Jokowi lebih banyak bercerita tentang pembenahan pasar di Solo sebagai usaha memberdayakan ekonomi rakyat.

BACA JUGA: Program Jokowi Dinilai Lebih Memanusiakan Rakyat Indonesia

Sebaliknya, lanjut Ziyad, uraian Prabowo menunjukkan yang bersangkutan menganalisis dulu dan solusinya pada tataran hulu.

"Dia (Prabowo) cari asal usul masalah ternyata di kebocoran anggaran," kata Ziyad. Sedangkan Jokowi, ia melanjutkan, berpikir sepotong-potong, menekankan implementasi dan bukannya strategi besar.

BACA JUGA: Jubir JK: Banyak yang Memuji Kemampuan Debat Jokowi

Ia menambahkan, menyoal industri kreatif lagi-lagi Jokowi bertutur tentang tata panggung dan lampu. Sebaliknya, Prabowo memaparkan potensi ekonomi kreatif dari generasi muda.

Dia pun mengatakan Prabowo juga unggul dalam analisis dan penguasaan materi. Ibarat dokter, kata dia, Prabowo mencari tahu jenis penyakit lebih dulu sebelum memberikan pengobatan.

Lebih jauh Ziyad mengatakan pola berpikir Jokowi yang enggan mendalami masalah terlebih dulu juga mengkhawatirkan. Dia menegaskan, hal itu berisiko mudah didikte oleh pihak lain.

"Ini akan terasa jika Jokowi harus memutuskan kebijakan yang sensitif seperti perjanjian dengan pihak luar negeri dan keputusan-keputusan terkait militer," ujar pengajar Hubungan Internasional ini.

Sementara itu, Prabowo mampu menunjukkan kemampuan analisis dan membuat keputusan. "Untuk Prabowo, dia berhasil menunjukkan keberanian dan cara berpikir yang analitik dan sesuai kaidah logika," pungkasnya. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo-Jokowi Dinilai Belum Tunjukkan Keseriusan Berantas Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler