Prabowo Unggul, Jokowi Populer

Rabu, 18 Juni 2014 – 09:01 WIB

BANDUNG - Meski tingkat kepopuleran pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih tinggi dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa untuk wilayah Jawa Barat, namun tingkat keterpilihan Jokowi-JK lebih rendah bila dibandingkan pasangan Prabowo-Hatta.
    
Peneliti Rectoverso Institute, Zaenal Arifin mengatakan dari hasil survei yang dilakukan oleh pihaknya tingkat kepopuleran Jokowi mencapai angka 95,99 persen sedangkan JK mencapai 93 persen. Untuk Prabowo sendiri tingkat kepopuleran mencapai 93,61 persen dan Hatta mencapai 89,97 persen.
    
"Namun saat tingkat keterpilihan masyarakat Jawa Barat lebih cenderung memilih pasangan Prabowo-Hatta dengan presentase mencapai 55,64 persen sedangkan Jokowi-JK 38,72 persen dan untuk Undecided Voters (belum menentukan pilihan) mencapai 5,64 persen," katanya saat penyampaian hasil survei di Bandung, Selasa (17/6).
    
Alasan masyarakat Jawa Barat lebih memilih Prabowo-Hatta dibandingkan Jokowi-JK meski tingkat kepopulerannya lebih rendah, lantaran sosok Prabowo-Hatta dinilai memiliki ketegasan, peguasaan masalah terutama masalah negara dibandingkan dengan sosok Jokowi-JK.
    
Sedangkan sosok Jokowi-JK, meski merakyat keduanya dinilai tidak tegas dan belum saatnya untuk memimpin Indonesia. Selain itu masyarakat masih menginginkan agar Jokowi memimpin Provinsi DKI Jakarta lebih lama.
    
"Itu tingkat kepopuleran. Ketika masyarakat ditanya kenal Jokowi hampir semua mengenal, namun ditanya pilihan belum tentu. Tingkat kepemilihan bukan dilihat dari popularitas. Masyarakat lebih memilih mana yang mampu untuk memimpin dengan menilai tingkat kemampuan," ujarnya.
    
Ditambahkannya survei sendiri dilakukan kepada 800 responden di 11 daerah pemilihan di 26 Kabupaten / Kota, 80 Kecamatan dan 400 RT yang tersebar di Jawa Barat dengan metode penelitian Multi Stage Random Sampling.
    
"Alasan survei dilakukan di Jabar dengan tingkat pemilihan lebih dari 33 juta, akan menentukan hasil pemilih pada Pilpres 9 Juni 2014 mendatang. Siapa yang memenangkan Jabar, berpotensi memenangkan Pilpres seperti saat SBY di tahun 2004 dan 2009 lalu," ucapnya.
    
Disinggungung perihal kemungkinan perubahan pilihan, Zaenal menjelaskan dari hasil survei 15 persen dari koresponden menyatakan kemungkinan akan merubah pilihan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nanti tergantung perkembangan kampanye yang masih menyisakan tiga minggu.
    
"Alasannya antara lain jiga kandidat memberikan sesuatu (money politic), visi dan misi yang menarik perhatian terutama yang menyangkut hati nurani serta isu negatif terhadap pasangan calon atau black campaign," bebernya.
    
Untuk itu pihaknya memberi saran kepada tim sukses pasangan masing-masing untuk bisa menetralisir isu negatif dan bergerak dengan cara menyambangi daerah yang kemungkinan terkena dampak isu negatif.
    
"Karena tidak semua daerah akses informasinya sama. Ada beberapa diantaranya yang masih minim sehingga demi menjaga kemungkinan perolehan suara para tim sukses harus menyentuh secara langsung para pemilih," pungkasnya. (bal)

Hasil Penelitian Rectoverso Institute:

BACA JUGA: Prabowo: Ibu Saya Kristen, Saudara-saudara Saya Katolik

-Tingkat keterpilihan Prabowo-Hatta 55,64 persen
-Tingkat keterpilihan Jokowi-JK 38,72 persen
-Untuk Undecided Voters (belum menentukan pilihan) mencapai 5,64 persen
-Tingkat kepopuleran Jokowi mencapai 95,99 persen
-Tingkat kepopuleran JK mencapai 93 persen
-Tingkat kepopuleran Prabowo 93,61 persen
-Tingkat kepopuleran Hatta 89,97 persen

BACA JUGA: Prabowo Dipilih Karena Tegas dan Berwibawa

BACA JUGA: Prabowo: Mereka Akan Tebar Uang

BACA ARTIKEL LAINNYA... PKB Kenalkan Jokowi ke Ribuan Kiai Kampung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler