Prajurit TNI-Polri Harus Bermental Tangguh

Minggu, 24 Juli 2016 – 16:50 WIB
Kepala Pusat Pembinaan Mental (Kapusbintal) TNI, Laksamana Pertama TNI Daradjat Hidajat saat memberikan pembekalan Pembinaan Mental (Bintal) kepada 1.020 Taruna-Taruni Wredha Praspa TNI-Polri Tahun 2016, di gedung Lily Rochly Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (23/7). FOTO: Puspen TNI

jpnn.com - MAGELANG - Prajurit TNI-Polri yang berkualitas harus bermental tangguh. Hal ini menjadi prasarat dalam melaksanakan tugas berakhlak mulia (beriman dan bertaqwa) serta memiliki rasa nasionalisme, militan, rela berkorban, pantang menyerah dan sehat psikhis.

"Prajurit TNI diharapkan mampu menghadapi tantangan tugas yang semakin berat dan kompleks,” ujar Kepala Pusat Pembinaan Mental (Kapusbintal) TNI, Laksamana Pertama TNI Daradjat Hidajat saat memberikan pembekalan Pembinaan Mental (Bintal) kepada 1.020 Taruna-Taruni Wredha Praspa TNI-Polri Tahun 2016, di gedung Lily Rochly  Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (23/7).

BACA JUGA: Survei: Indonesia Semakin Aman di Era Jokowi

Ia juga menyampaikan ancaman nyata bagi Bangsa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang adalah Proxy  War. Proxy war adalah perang antara dua negara yang tidak saling berhadapan, namun menggunakan pihak ketiga, sebagai upaya pihak asing dengan menggunakan kekuatan di dalam negeri.

Demikian juga Cyber War adalah pencucian otak melalui sosial media dengan melempar isu-isu yang berpotensi menurunnya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah. Sedangkan Hybrid War merupakan gabungan antara Proxy War dan Cyber War, sehingga pihak lawan akan dengan mudah menguasai negara kita.

BACA JUGA: SMRC: 67 Persen Warga Puas dengan Jokowi

Daradjat menyampaikan dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Menurutnya, dampak negatif itu dapat merusak pikiran, sikap dan perilaku yang mengakibatkan kemalasan, kebodohan serta kerusakan moral anak bangsa.

Di antaranya penyalahgunaan narkoba agar generasi muda menjadi tidak berkualitas (Lost Generations). Sex bebas dan LGBT yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.

BACA JUGA: Pak Tito, Ini Pengusaha Bermasalah yang Incar Proyek Polri

Selain itu, munculnya paham Komunis dan Radikalisme yang ingin mengganti Idiologi Pancasila. Dan, Gafatar yang bertujuan menyebarkan agama baru, tidak sesuai dengan syariat Islam. Hal tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

"Dampak negatif terhadap kehidupan prajurit TNI dan Polri adalah masih tingginya pelanggaran dan tindakan tidak terpuji, seperti asusila, penggunaan dan pengedaran Narkoba, bunuh diri, disersi, perkelahian antara TNI dan Polri, KDRT dan lain-lain,” kata Kapusbintal TNI seperti siaran pers Kepala Bidang Penerangan Praspa TNI-Polri Tahun 2016, Kolonel Inf Bedali Harefa.

Dia menegaskan kepada para Taruna dan Taruni Wredha Praspa TNI-Polri agar menjadi prajurit TNI dan Polri yang mengabdi kepada bangsa dan negara. Hal itu harus menjadi  pilihan yang sangat dimuliakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu, dia juga meminta prajurit TNI agar memahami tugas sebagai pemimpin yang  beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, nasionalis, militan serta memiliki kematangan psikologis.

"Tugas pokok TNI dan Polri, mencontoh keteladanan kepemimpinan Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan penghayatan Agama yang kuat serta memiliki semangat juang yang tinggi, pantang menyerah dalam mengabdi kepada bangsa dan negara,” ujar Daradjat Hidajat.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keberhasilan Saat Ini Jadi Titik Awal Pengabdian Panjang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler