jpnn.com, BALI - Mia Tresetyani Wadu, pramugari korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak telah dimakamkan di Taman Makam Umat Kristiani Mumbul, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (21/1).
Pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pemakaman Mia.
BACA JUGA: Daftar 43 Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Teridentifikasi, Sisa 19 Orang Lagi
"Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, terutama teman-teman dari Sriwijaya Air juga sangat membantu kelancaran proses pemakaman Mia hari ini," ujar kakak sepupu Mia Tresetyani, Yudi Irawan, Kamis.
Sebelumnya pada Rabu (20/1) kemarin, jenazah Mia tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali yang langsung dilakukan prosesi serah terima dari pihak maskapai ke keluarga.
Jenazah kemudian tiba dan disemayamkan di rumah duka.
"Kemarin kami juga ada ibadah dan disemayamkan di rumah satu malam sebelum Mia dimakamkan pada hari ini," kata Yudi.
BACA JUGA: Maia Estianty Merasakan Guncangan saat Sriwijaya Air Jatuh
Tak ada firasat keluarga bahwa Mia menjadi korban kecelakaan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Seperti mimpi tetapi nyata. Mia telah tiada.
Sebelum musibah menimpa, Mia ternyata berjanji akan cuti dan pulang ke rumah.
Seperti disampaikan ayah Mia, Zed Wadu kepada Radar Bali.
Dia mengatakan bahwa sekitar akhir Desember 2020, Mia sempat menelepon dan berkabar bahwa akan mengambil cuti pada tanggal 21 Januari 2021.
Zed Wadu menagatakan, putrinya itu juga berencana mengajak teman pramugari untuk tinggal berlibur di Bali.
"Mereka mau masak-masak di sini, ternyata takdir berkata lain. Hari ini tanggal 20 (kemarin) dia tiba di rumah seperti itu. Bahkan 21 besok, jasadnya dikuburkan," kata Zed sambil mengusap air mata.
Sementara itu, Ida Ade Kade Widia (22) teman mendiang Mia mengatakan, bahwa Mia merupakan sosok pekerja keras dan pandai bergaul.
Sebagai teman, Dayu, sapaan Ida Ade Kade Widia yang merupakan satu bangku semasa SMA dengan Mia dan kini bertugas di maskapai Lion Air, mengaku sangat meresa kehilangan sosok teman seperti Mia.
"Kami sama-sama memiliki cita-cita yang sama. Merantau, berjuang bareng. Cita-cita kami tercapai," kenangnya.
Dayu mengaku bertemu Mia pada 31 Desember 2020.
Ia pun mengaku sangat terpukul dan sedih dengan musibah yang menimpa Mia.
“Tiba-tiba kami berdua teman satu indekos diberikan kuasa untuk membawa jasad Mia dari Jakarta ke Bali,” kata Dayu. (antara/rb/dre/pra/jpr)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Adek