PARIS--Setelah berstatus buron, Jean Claude Mas akhirnya tertangkap. Kemarin (26/1) polisi Prancis berhasil menangkap bos dan pendiri pabrik implan payudara Poly Implant Prothese (PIP) itu di rumah seorang kerabatnya di wilayah selatan negara tersebut. Saat ini, pria 72 tahun itu berada dalam tahanan polisi.
Jaksa Jacques Dallest dari Kota Marseille mengatakan bahwa Mas ditangkap pukul 07.00 pagi waktu setempat (sekitar pukul 12.00 WIB) kemarin. "Sesuai perintah jaksa yang menangani kasusnya, tersangka langsung dibawa ke kantor polisi dan akan ditahan selama maksimal 48 jam," katanya. Mas bakal dijerat dengan pasal pembunuhan tidak terencana terkait produksi silikon payudara PIP yang jelas menggunakan bahan berkualitas rendah.
Setelah menahan Mas, polisi lantas menggeledah sebuah rumah tempat persembunyian Mas dan terletak di resor Six Fours Les Plages tersebut. Polisi berharap bisa menemukan bukti terkait kasus implan payudara PIP tersebut. Apalagi, rumah yang selama ini menjadi tempat persembunyian Mas tersebut milik seorang mantan pejabat eksekutif PIP.
Begitu berstatus tersangka dan ditahan, Mas langsung didampingi pengacaranya, Yves Haddad. "Kondisi klien saya kurang sehat. Dia agak kelelahan dan saat ini sedang menunggu kedatangan dokter," ujar Haddad. Karena itu, pemeriksaan terhadap mantan wiraniaga (salesman) obat Bristol Myers Company tersebut ditunda. Kabarnya, selain menangkap Mas, polisi juga berhasil mengamankan Claude Couty yang menjabat sebagai wakil pimpinan PIP.
Rencananya, Mas bakal menjalani sidang pendahuluan di Marseille sebelum dikenai dakwaan. Hakim Investigasi Annaick Le Goff menegaskan bahwa Mas dan sejumlah petinggi lain PIP akan menjadi terdakwa. Apalagi, produk implan dari gel silikon berkualitas rendah itu sudah telanjur dijual ke 60 negara di seluruh dunia.
PIP yang mengalami likuidasi pada 2011 itu menjadi perbincangan media setelah pemerintah Prancis menyebut implan payudara produksi perusahaan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Karena menggunakan bahan berkualitas rendah, implan yang sudah tertanam pada dada sedikitnya 500.000 perempuan itu berpotensi pecah. Bahkan, seorang perempuan asal Gers akhirnya tewas akibat keracunan silikon produksi PIP.
Edwige Ligioneches, penerima implan itu, meninggal pada 2010 setelah mengalami komplikasi pada jaringan payudaranya. Dia lantas menderita tumor limpa. Tak terima dengan kematian putrinya, orang tua dan saudara kandung Ligioneches menggugat PIP. Seiring jalannya penyelidikan, diketahui bahwa silikon berbahan rendah produksi PIP itu juga dipakai hampir setengah juta perempuan di seluruh dunia.
Pada Desember tahun lalu, tim jaksa Marseille mulai memroses kasus implan payudara PIP. Bersamaan dengan itu, Prancis mengimbau para pasien implan payudara yang menggunakan silikon dari PIP segera melaporkan diri. Mereka diminta untuk menjalani operasi pengangkatan implan demi keselamatan mereka. Sejauh ini, sudah sekitar 300.000 perempuan di seantero dunia yang menjalani operasi pengangkatan implan buatan PIP itu dari tubuh mereka. (AP/AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putri Marie Lahirkan Bayi Perempuan
Redaktur : Tim Redaksi