jpnn.com, MANADO - Banjir dan tanah longsor di Kota Manado Sulawesi Utara pada Sabtu (16/1) pukul 15.09 WITA memakan korban jiwa.
Musibah tersebut dipicu hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil.
BACA JUGA: Laporan dari Tim SAR: 25 Korban Longsor di Sumedang Sudah Ditemukan, 15 Orang Masih Dicari
BNPB melaporkan, hingga Minggu (17/1) pagi, peristiwa itu menyebabkan lima orang meninggal dunia, satu hilang serta 500 jiwa mengungsi.
Sejumlah kecamatan terdampak banjir dan longsor ini antara lain Kecamatan Tikala, Paal Dua, Malalayang, Sario, Bunaken, Tuminting, Mapanget, Singkil dan Wenang.
BACA JUGA: Tolong, Warga Pengungsi Banjir Kalsel Butuh Sejumlah Bantuan Ini
BACA JUGA: Siwon Super Junior Berduka Atas Gempa Majene
Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga melaporkan kerugian materil yakni dua unit rumah rusak berat dan sepuluh unit rumah rusak sedang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara dan Kota Manado melakukan kaji cepat dan evakuasi bersama SAR, TNI/Polri, masyarakat dan relawan.
Selain itu, BPBD Kota Manado juga memberikan bantuan makanan siap saji kepada para pengungsi.
BPBD Kota Manado memantau banjir saat ini telah berangsur surut.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kota Manado berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga di tengah musim hujan yang akan terjadi di sejumlah wilayah hingga Februari 2021.
Masyarakat dapat memantau informasi prakiraan cuaca melalui BMKG serta memeriksa potensi bencana disekitar wilayah melalui InaRisk. (bnpb/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Adek