Prediksi Pakar Kesehatan soal Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di Amerika, Sangat Suram

Senin, 01 Februari 2021 – 05:20 WIB
Maria Velez dari Orlando, Florida, memeluk nisan putranya Stephen di Ohio Western Reserve National Cemetery pada Memorial Day, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Seville, Ohio, Amerika Serikat, Senin (25/5). ANTARA/REUTERS/Aaron Josefczyk/TM/aa

jpnn.com, WASHINGTON - Sebuah pemodelan COVID-19 yang berpengaruh memproyeksikan kemungkinan "lonjakan musim semi" dalam kematian akibat coronavirusdi Amerika Serikat (AS) jika varian yang muncul dengan cepat menyebar dan orang-orang lengah terhadap virus tersebut.

Dalam proyeksi terbarunya, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Universitas Washington memperkirakan varian B.1.351 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan teridentifikasi di AS pada pekan ini dapat meningkatkan jumlah kematian COVID-19 di negara itu hingga 654.000 pada 1 Mei dalam skenario terburuk jika mobilitas kembali ke level sebelum pandemi.

BACA JUGA: Rapper asal Amerika Diduga Bunuh Diri karena Positif Covid-19

Lonjakan virus itu juga bisa terjadi pada musim semi di California dan Florida, menurut proyeksi tersebut.

Mempertahankan mobilitas tetap rendah dan menjaga jarak sosial (social distancing) dapat mengurangi angka kematian itu sekitar 30.000, sebut proyeksi IHME.

BACA JUGA: China: Ada COVID-19 di Bir Amerika

"Apa yang kita saksikan itu nyata, dan akan mengharuskan kita untuk terus menghadapi pandemi ini dengan sangat serius," kata Direktur IHME Christopher Murray.

"Memberikan vaksin dengan cepat sangat penting, dan masker masih merupakan salah satu alat terbaik yang kita miliki untuk menjaga penularan tetap rendah dan menghindari kemungkinan dampak yang paling buruk. Orang-orang harus terus melakukan tindakan pencegahan bahkan setelah mereka divaksinasi, karena potensi penyebaran varian yang lebih mudah menular," katanya.

BACA JUGA: Joe Biden Presiden, Amerika Bakal Bagi-Bagi Vaksin COVID-19 kepada Negara Miskin

"Kami belum melihat pemerintah mengambil tindakan untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan secepat yang diharapkan, dan memasukkan informasi itu ke dalam pemodelan," kata Murray. "Tanpa langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran penyakit, mobilitas masih tinggi, dan penularan lebih mungkin terjadi."

Perkiraan IHME memperkirakan hanya 38 persen orang di Amerika Serikat yang akan kebal pada 1 Mei mendatang.

Dalam skenario terburuk, ada juga kemungkinan gelombang ketiga pada musim dingin berikutnya, menurut perkiraan itu.

Peluncuran vaksin di AS mendapat perhatian besar dari masyarakat sejak dimulai pada 14 Desember tahun lalu. Pakar dan pejabat kesehatan menyalahkan negara bagian atas lambatnya peluncuran vaksin.

Menghadapi rasa frustrasi yang semakin meningkat terkait krisis vaksin, Presiden AS Joe Biden pada awal pekan ini mengumumkan peningkatan sekitar 16 persen dalam pengiriman vaksin ke berbagai negara bagian dalam tiga pekan ke depan.

Biden mengatakan, AS berharap dapat menyediakan dosis yang cukup untuk memvaksinasi 300 juta warganya pada akhir musim panas atau awal musim gugur. (xinhua/ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler