jpnn.com, JAKARTA - Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla perlu merombak atau melakukan reshuffle kabinet khususnya untuk Tim Ekonomi demi menyelamatkan ekonomi Indonesia.
“Tim ekonomi harusnya dirombak, karena gagap menghadapi situasi pelemahan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sejak 2015 hanya berkisar 5 persen,” ujar pengamat ekonomi Indef Bhima Yudhistira Adhinegara di Jakarta, Rabu (3/10).
BACA JUGA: Presiden Jokowi Evaluasi Penanganan Pascagempa di Sulteng
Menurut Bhima, hasil kinerja kabinet ekonomi terkesan tidak mampu bersaing. Bahkan, kalah dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Filipina.
Di bawah kendali Menteri Keuangan Sri Mulyani, kata Bhima, rasio utang Indonesia juga terus naik. Sementara ketergantungan asing di kepemilikan utang menciptakan capital outflow. Kondisi yang sama juga terjadi di bidang perdagangan.
BACA JUGA: Presiden Buka MTQ Nasional XXVII di Medan Pada 7 Oktober
"Jadi, saya kira patut dipertimbangkan (reshuffle), khususnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita karena gagal meningkatkan nilai ekspor dan menjaga impor," ucapnya.
Bhima menilai, menteri perdagangan terkesan terlalu gampang membuat lisensi impor. Sementara kebijakan pemerintah seharusnya berdasarkan data yang valid.
BACA JUGA: Mendarat di Palu, Jokowi Langsung Temui Korban di RS Darurat
“Impor ini yang berisiko menguras devisa dan melemahkan rupiah," katanya.
Lebih lanjut, Bhima mengatakan kabinet Jokowi-JK butuh sosok menteri ekonomi yang bisa fokus menyelesaikan masalah struktural, seperti defisit transaksi berjalan. Hal tersebut sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah ekonomi.
"Jangan terlalu banyak menteri yang bicara soal rupiah karena memperburuk sentimen pasar," katanya.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai sejauh ini masih lesu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Agustus 2018 mengalami defisit sebesar USD 1,02 miliar.
Demikian juga dari sisi pasar finansial, nilai tukar rupiah menembus level psikologi baru, Rp 15 ribu/USD. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup merah pada Rabu petang, yaitu di angka 5.867,73.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dolar Tembus Rp15 Ribu, Jokowi Perlu Pertimbangkan Reshuffle
Redaktur & Reporter : Ken Girsang