Presiden Jokowi kepada Uni Eropa: Tak Boleh Memaksa, Jangan Mendikte!

Kamis, 15 Desember 2022 – 23:41 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BRUSSELS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa kemitraan antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (EU) harus bisa berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang inklusif, salah satunya melalui perdagangan dan investasi yang dipermudah.

Dalam sambutan yang dia sampaikan dalam KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-EU di Brussels, Belgia, pada Rabu (14/12) , Jokowi secara khusus mengkritisi usulan regulasi deforestasi EU karena dinilai menghambat perdagangan.

BACA JUGA: Kepuasan Public Terhadap Kinerja Jokowi di Jateng Capai 84 Persen

“Beliau menjelaskan bahwa Indonesia akan terus membangun hilirisasi industri untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif,” tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan pers yang disaksikan secara daring melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, dari Jakarta, Kamis.

EU adalah mitra dagang ketiga terbesar bagi ASEAN setelah China dan Amerika Serikat. Total perdagangan ASEAN-EU tahun lalu mencapai 268,9 miliar dolar AS (sekitar Rp4,19 kuadriliun).

BACA JUGA: Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Jokowi di Jatim Makin Moncer

Sementara itu, investasi asing langsung (FDI) dari EU ke ASEAN mencapai 26 miliar dolar AS (sekira Rp406 triliun) pada 2021. EU adalah sumber FDI terbesar kedua di ASEAN setelah China.

“Oleh karena itu, Presiden Indonesia menyampaikan bahwa kemitraan ASEAN-EU sangat penting, tidak hanya untuk kesejahteraan kedua kawasan, tetapi juga untuk menghadapi berbagai tantangan global,” tutur Retno.

BACA JUGA: Kasus Meme Stupa Mirip Jokowi, Roy Suryo Dituntut 1 Tahun 6 Bulan Penjara

Meskipun kemitraan ASEAN-EU disebutnya telah menghasilkan banyak hal, tetapi Jokowi mengingatkan bahwa kedua pihak harus mengakui masih banyak perbedaan yang perlu diselesaikan.

“Presiden menekankan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan harus menjadi landasan kemitraan ASEAN-EU. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak. Tidak boleh lagi ada pihak yang mendikte. Presiden juga menegaskan bahwa mindset ‘my standard is better than yours’ harus diganti,” kata Retno.

Selama beberapa dekade, Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse dan diperkirakan akan tetap menjadi pusat pertumbuhan dunia. Kerja sama dengan ASEAN, kata Jokowi, dipastikan akan menguntungkan EU.

Dalam hal ini, Presiden Jokowi mengutip survei yang dilakukan oleh Dewan Bisnis EU-ASEAN pada September 2022 mengenai persepsi bisnis di ASEAN, yang menyebut bahwa 63 persen responden melihat ASEAN sebagai kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik.

Kemudian, 69 persen responden mengharapkan pasar ASEAN menjadi penting dari aspek pendapatan global dalam dua tahun ke depan, dan 97 persen responden berharap adanya percepatan perundingan perjanjian perdagangan bebas (FTA) ASEAN-EU serta juga FTA antara EU dengan para negara anggota ASEAN.

“Artinya, dari survei ini ditegaskan bahwa economic opportunity has and will always be the story of ASEAN. Bapak Presiden menekankan bahwa ‘maju bersama’ harus diiringi dengan ‘maju setara’. Bapak Presiden juga mengharapkan Uni Eropa dapat terus mendukung hak negara berkembang untuk tumbuh dan maju,” ujar Retno. (ant/dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler