jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku menerima langsung keluhan dari sejumlah warga negara asing (WNA) soal permainan karantina di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas Evaluasi PPKM, Senin (31/1).
BACA JUGA: Soal 2 WNA Dikabarkan Kabur dari Karantina, Kombes Zulpan Beri Penjelasan Begini
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Nasdem Irma Suryani Chaniago mengaku heran Presiden Jokowi bisa mendengar langsung komplain dari WNA soal permainan karantina.
Hal ini membuat Irma mempertanyakan kinerja Satgas Penanganan Covid-19.
BACA JUGA: Foto dan Video Vulgar IS Beredar di MiChat, Ya Ampun, Pelakunya Tak Disangka
"Ini, kan, bikin malu. Satgasnya ada, kemudian Kementerian Kesehatan ada, aparat keamanan yang ditugaskan ada, kok bisa sampai ke Presiden," kata Irma kepada wartawan, Selasa (1/2).
Irma mengaku kesal dengan kinerja Satgas COVID-19 dan meminta mereka mempertanggungjawabkan kinerjanya selama ini, lantaran urusan karantina memang berada langsung di bawah kendali Satgas COVID-19.
BACA JUGA: 3 Pria dan 2 Wanita Digerebek di Sebuah Rumah, Diduga Berbuat Mesum, Tuh Penampakannya
"Kalau semuanya harus ditangani Presiden, ngapain ada pembantu-pembantu Presiden, termasuk satgas ini kan, yang dibentuk untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Itu harus segera dimintai pertanggungjawaban," lanjutnya.
Uni Irma-sapaan akrabnya- mengaku sempat menanyakan kepada Jurubicara (Jubir) pemerintah untuk penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, tentang bagaimana cara memberantas permainan karantina.
"Saya tanya Prof Wiku, 'bagaimana Prof, caranya supaya enggak terjadi mafia-mafia karantina ini merajalela, kongkalikong dengan rumah sakit, kongkalikong dengan hotel-hotel'," ucap Irma sambil mengulang pertanyaannya ke Prof Wiku.
Menurut Irma, Prof Wiku menyebut salah satu caranya adalah memaksimalkan program pendaftaran karantina online.
"Beliau bilang ada program online yang bisa digunakan oleh turis untuk mengecek hotel mana saja yang bisa menjadi tujuan karantina mereka," jelas Irma.
Namun, Irma menyatakan masyarakat justru tidak mengetahui secara detail program pendaftaran online yang dimaksud, termasuk situs yang dijelaskan oleh Prof Wiku.
BACA JUGA: Gerombolan Bermotor Mengamuk, Pagar Masjid di Surabaya Didobrak Sambil Teriak-Teriak
"Namun faktanya, itu tidak ditemukan oleh masyarakat, program itu. Masyarakat enggak pernah tahu bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan informasi itu melalui online, apa nama website-nya juga enggak jelas," pungkas Irma.(mcr8/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Budi
Reporter : Kenny Kurnia Putra