Presiden Jokowi: Tidak Perlu Ada yang Dikhawatirkan

Senin, 07 November 2016 – 05:25 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: dok. JPNN.com

jpnn.com - BOGOR – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui terus menjalin konsolidasi dengan para tokoh politik dan agama agar situasi pascaaksi 4 November tetap dingin.

Siang kemarin (6/11), Jokowi yang berada di Istana Kepresidenan Bogor menggelar video conference dengan diaspora di gedung pertemuan Sydney Showground, Sydney Olympic Park Australia.

BACA JUGA: Ladokgi TNI AL Fokus pada Tiga Pilar Utama

Dia meminta maaf karena tidak bisa hadir langsung karena harus menjaga kondisi yang telah membaik.

Jokowi menuturkan bahwa stabilitas politik dalam negeri juga tidak ada masalah. Tapi masih memerlukan konsolidas-konsolidasi politik dan kenegaraan.

BACA JUGA: Resolusi Jihad Erat Hubungan dengan Hari Pahlawan

”Oleh sebab itu kemarin (Sabtu, red) dari pagi sampai tengah malam kita terus mengundang tokoh-tokoh politik, tokoh-tokoh agama, untuk memberikan masukan-masukan dalam rangka memberikan rasa sejuk,” ujar Jokowi dalam video conference tersebut.

Dia menuturkan upaya untuk mendinginkan suasana itu akan dilakukan terus dalam minggu-minggu ini.

BACA JUGA: Dilempar Batu, Prajurit TNI dan Polri Tidak Terpancing

Kondisi yang aman dan damai itu akan menjadi jaminan pada pembangunan di dalam negeri.

”Negara saat ini berada pada kondisi yang aman. Kondisi yang baik. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan,” tegas Jokowi.

Pada kesempatan itu, dia juga membahas aksi damai yang diwarnai kericuhan pada penguhujung unjuk rasa.

Dia menjanjikan polisi akan menindak tegas para provokator yang membuat rusuh demo damai tersebut.

”Saya pastikan aparat keamanan kepolisian akan melakukan penegakan hukum dengan tegas,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Di akhir sambutannya itu Jokowi berjanji akan tetap pergi ke Australia. Dia menyebutkan bahwa agenda tersebut diupayakan akan berlangsung pada bulan ini.

Jokowi sudah menelepon Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull untuk menyampaikan penundaan kunjungan ke Australia.

Turut mendampingi presiden dalam acara itu antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat hadir bersama diaspora Indonesia di Sydney.

Dia menyebutkan tak kurang dari 72 ribu diaspora berada di Australia.

Para diaspora Indonesia di Australia pun turut menyampaikan aspirasi dan harapan mereka terkait kedamaian, persatuan dan ketegasan pemerintah Indonesia dalam rangka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Harapan tersebut dituangkan dalam sebuah deklarasi. (jun)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tito Pastikan Kesiapan Polri Gelar Pertemuan Interpol di Bali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler