JAKARTA--Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau kepada para pimpinan di jajaran Markas Besar TNI Angkatan Darat untuk peduli dan peka terhadap para prajuritnya.
Presiden mengatakan bahwa kasus seperti di Lapas Cebongan, Sleman merupakan bentuk kurang perhatian pemimpin terhadap prajuritnya.
"Asah lah hati untuk pikirkan apa yang terbaik untuk prajurit. Untuk jaga citra baik. Saya mengerti berbagai kejadian, memang dari dulu pers cerita-cerita pelanggaran HAM. Dari dulu memang ada. (Selama) 30 tahun dinas di TNI hal itu sering terjadi. Kita berusaha cegah dan tanggulangi. Kalau terjadi segera kelola dengan baik," kata SBY saat memberi sambutan di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa (9/4).
Menurutnya seorang pemimpin atau komandan harus memperhatikan prajuritnya layaknya manusia, bukan mesin. Oleh karena itu, apa yang dirasakan prajurit juga harus dirasakan oleh pimpinannya.
"Yang dipimpin itu bukan mesin tetapi manusia yang punya harapan perasaan keinginan dan persoalan. Pemimpin wajib menyelami bersama dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak buahnya. Seorang letnan dan kolonel habiskan waktu dengan anak buah dan keluarganya. Kalau itu berjalan, tidak akan kena serangan jantung saudara," papar Presiden.
Khusus kasus penyerangan Lapas Cebongan Yogyakarta oleh 11 oknum Kopassus, Presiden mengaku menghargai 11 oknum yang mengakui kesalahannya. Ia berharap penegakan hukum berjalan dengan baik dalam kasus itu.
"Khusus kasus di Jogja, biarlah hukum dam keadilan bekerja, meski saya bangga dengan kejujurannya. Pertahankan nilai-nilai seperti itu," tegasnya.
Terakhir Presiden meminta jajaran internal TNI untuk memperbaiki citra TNI yang memburuk akibat peristiwa kekerasan yang melibatkan oknum belakangan ini.
"Biasanya hal besar berangkat dari hal kecil. Hanya ada 1-3 prajurit yang langgar HAM, dampaknya bisa ke internal, sampai ke PBB dan negara tetangga. Pikirkan juga keluarganya. Peduli dan peka atas apa yang terjadi di satuannya. Itulah hal yang bagi anda mungkin biasa, bagi saya itu luarbiasa. Kalau cinta Merah Putih harus lakukan itu," pungkas SBY. (flo/jpnn)
Presiden mengatakan bahwa kasus seperti di Lapas Cebongan, Sleman merupakan bentuk kurang perhatian pemimpin terhadap prajuritnya.
"Asah lah hati untuk pikirkan apa yang terbaik untuk prajurit. Untuk jaga citra baik. Saya mengerti berbagai kejadian, memang dari dulu pers cerita-cerita pelanggaran HAM. Dari dulu memang ada. (Selama) 30 tahun dinas di TNI hal itu sering terjadi. Kita berusaha cegah dan tanggulangi. Kalau terjadi segera kelola dengan baik," kata SBY saat memberi sambutan di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa (9/4).
Menurutnya seorang pemimpin atau komandan harus memperhatikan prajuritnya layaknya manusia, bukan mesin. Oleh karena itu, apa yang dirasakan prajurit juga harus dirasakan oleh pimpinannya.
"Yang dipimpin itu bukan mesin tetapi manusia yang punya harapan perasaan keinginan dan persoalan. Pemimpin wajib menyelami bersama dan mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak buahnya. Seorang letnan dan kolonel habiskan waktu dengan anak buah dan keluarganya. Kalau itu berjalan, tidak akan kena serangan jantung saudara," papar Presiden.
Khusus kasus penyerangan Lapas Cebongan Yogyakarta oleh 11 oknum Kopassus, Presiden mengaku menghargai 11 oknum yang mengakui kesalahannya. Ia berharap penegakan hukum berjalan dengan baik dalam kasus itu.
"Khusus kasus di Jogja, biarlah hukum dam keadilan bekerja, meski saya bangga dengan kejujurannya. Pertahankan nilai-nilai seperti itu," tegasnya.
Terakhir Presiden meminta jajaran internal TNI untuk memperbaiki citra TNI yang memburuk akibat peristiwa kekerasan yang melibatkan oknum belakangan ini.
"Biasanya hal besar berangkat dari hal kecil. Hanya ada 1-3 prajurit yang langgar HAM, dampaknya bisa ke internal, sampai ke PBB dan negara tetangga. Pikirkan juga keluarganya. Peduli dan peka atas apa yang terjadi di satuannya. Itulah hal yang bagi anda mungkin biasa, bagi saya itu luarbiasa. Kalau cinta Merah Putih harus lakukan itu," pungkas SBY. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Atlet Berprestasi Diprioritaskan jadi CPNS
Redaktur : Tim Redaksi