DEPOK--Jelang Pemilu 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan jajaran Kepolisian RI untuk fokus menjaga keamanan dan bersikap netral, tidak memihak pada kelompok tertentu.
Hal itu diungkapkan saat Presiden menghadiri HUT Bhayangkara ke 67 di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Senin, (1/7).
"Saya harap Polri dapat mencegah terjadinya pelanggaran hukum, dapat mengamankan kegiatan kampanye dan tetap netral. Petik pelajaran dari Pemilu 2004 dan 2009 agar dalam pemilu 2014 Polri betul-betul siap, mampu bertindak profesional dan proporsional," ungkap Presiden.
Selain itu, Presiden meminta polisi menjunjung tinggi kode etik Polri dalam setiap pelaksanaan tugas, baik etika kepribadian, etika kelembagaan, etika kenegaraan, maupun etika hubungan dengan masyarakat. Ia mengingatkan, Polri melakukan reformasi di internal agar tidak terjadi penyimpangan.
"Tuntaskan reformasi birokrasi internal Polri. Cegah terjadinya penyimpangan, pelanggaran hukum di jajaran Polri," sambung Presiden.
Jika ada aksi dan konflik, Presiden meminta Polri dapat merespon dengan cepat dan tepat. Termasuk memaksimalkan upaya pencegahan terhadap aksi-aksi kekerasan dan konflik komunal.
"Tingkatkan kesiapsiagaan operasional untuk antisipasi perkembangan situasi yang bereskalasi secara cepat. Saya tidak ingin aparat kepolisian terkesan terdadak dan tidak siap, baik tangani konflik komunal, aksi-aksi kriminal maupun tindakan anarkis," lanjutnya.
Terakhir Presiden meminta kepolisian memahami betul sikap demokrasi yang lahir di tengah masyarakat, terutama jelang 2014, dengan tidak lupa menegakkan hukum jika ada yang melanggar aturan. (flo/jpnn)
Hal itu diungkapkan saat Presiden menghadiri HUT Bhayangkara ke 67 di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Senin, (1/7).
"Saya harap Polri dapat mencegah terjadinya pelanggaran hukum, dapat mengamankan kegiatan kampanye dan tetap netral. Petik pelajaran dari Pemilu 2004 dan 2009 agar dalam pemilu 2014 Polri betul-betul siap, mampu bertindak profesional dan proporsional," ungkap Presiden.
Selain itu, Presiden meminta polisi menjunjung tinggi kode etik Polri dalam setiap pelaksanaan tugas, baik etika kepribadian, etika kelembagaan, etika kenegaraan, maupun etika hubungan dengan masyarakat. Ia mengingatkan, Polri melakukan reformasi di internal agar tidak terjadi penyimpangan.
"Tuntaskan reformasi birokrasi internal Polri. Cegah terjadinya penyimpangan, pelanggaran hukum di jajaran Polri," sambung Presiden.
Jika ada aksi dan konflik, Presiden meminta Polri dapat merespon dengan cepat dan tepat. Termasuk memaksimalkan upaya pencegahan terhadap aksi-aksi kekerasan dan konflik komunal.
"Tingkatkan kesiapsiagaan operasional untuk antisipasi perkembangan situasi yang bereskalasi secara cepat. Saya tidak ingin aparat kepolisian terkesan terdadak dan tidak siap, baik tangani konflik komunal, aksi-aksi kriminal maupun tindakan anarkis," lanjutnya.
Terakhir Presiden meminta kepolisian memahami betul sikap demokrasi yang lahir di tengah masyarakat, terutama jelang 2014, dengan tidak lupa menegakkan hukum jika ada yang melanggar aturan. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenguk Rusli Zainal, Ical Tak Ada Pesan Khusus
Redaktur : Tim Redaksi