Menurut Drajad, saat ini belum ada penjelasan dari pihak pemerintah tentang bagaimana bentuk upacara pemberian gelar tersebut. Namun lazimnya, penerima gelar dari Kerajaan Inggris itu memang berlutut.
Hanya saja Dradjad berharap hal itu tidak dilakukan SBY. "Untuk kehormatan bangsa, sebaiknya SBY diingatkan supaya tidak berlutut dan ditepuk-tepuk bahunya pakai pedang. Jadi no kneeling, no dubbing. Apalagi SBY adalah Presiden yang sedang menjabat," ungkap Dradjad, di Jakarta, Selasa (30/10).
Sebelum SBY, penerima gelar kehormatan Knight Grand Cross in the Order of Bath antara lain mantan presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan, George Bush Sr, Dwight Eisenhower, Douglas MacArthur, serta pencetus Marshall Plan, George Marshall. Di luar pemimpin AS, ada mantan Presiden Perancis Jacques Chirac dan Presiden Turki Abdullah Gul.
Dradjad mencontohkan, Reagan saat menerima gelar tersebut tidak berlutut dan ditepuk-tepuk pundaknya memakai pedang oleh Ratu Elizabeth. Padahal, kata dia, waktu menerima gelar itu Reagan sudah tidak lagi menjabat presiden.
Politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, mengatakan bahwa SBY harus memerhitungkan harga diri anak bangsa terkait upacara pemberian gelar itu. "Menolak, tak sopan. Ya kalau mau terima, boleh saja tapi pakai syarat," kata dia terpisah. "Demi harga diri bangsa tak perlu berlutut dan pundaknya ditepuk-tepuk pedang SBY," sambung Eva. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan : Saya Bukan Maling, Ngapain Takut?
Redaktur : Tim Redaksi