Presiden Ungkap 66 Negara Rentan Kolaps Akibat Perekonomian Global, Indonesia Aman?

Selasa, 11 Oktober 2022 – 19:13 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan saat ini terdapat 66 negara pada posisi rentan untuk kolaps akibat situasi global yang makin sulit. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan saat ini terdapat 66 negara pada posisi rentan untuk kolaps akibat situasi global yang makin sulit.

Hal itu disampaikan Presiden seusai menerima laporan tentang kondisi ekonomi global dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang sedang berada di Washington DC, Amerika Serikat.

BACA JUGA: Presiden Mewanti-wanti soal Krisis Finansial Global, Resesi Ekonomi di Depan Mata?

"Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan. Artinya ada krisis pangan," kata Presiden Jokowi, di Jakarta, Selasa (11/10).

Menurut Presiden, Menkeu membeberkan mengenai memburuknya perekonomian global.

BACA JUGA: BI Akui Potensi Zakat, Infak, Sedekah, hingga Wakaf bagi Perekonomian Indonesia

Hal itu, ditandai dengan banyaknya negara yang mengajukan bantuan keuangan Dana Moneter Internasional (IMF).

"Tadi pagi saya mendapatkan telpon dari Menteri Keuangan dari Washington DC. Beliau menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF," kata Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Asumsi Perekonomian 2023 Telah Disepakati, Sri Mulyani Optimistis, tetapi Waspada

Kepala Negara mengakui jika kondisi ekonomi global saat ini makin sulit karena dampak pandemi COVID-19 dan perang Rusia dan Ukraina.

Kedua peristiwa itu menimbulkan disrupsi rantai pasok pangan, energi, dan berimbas pada krisis finansial.

"Artinya, pandemi yang melanda semua negara itu mengakibatkan ekonomi global ini ambruk, ditambah perang Rusia dan Ukraina sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan sekarang ini menghimpit semua negara," ujar Presiden Jokowi.

Namun, kata Presiden, Indonesia terus berupaya memperbaiki fundamental ekonomi domestik dan reformasi birokrasi di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi.

Perbaikan fundamental dan reformasi birokrasi itu sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu dan telah membuahkan hasil. Maka dari itu, kata Presiden, Indonesia berhasil meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 persen di kuartal II 2022.

"Pertumbuhan ekonomi termasuk yang terbaik di dunia karena hal-hal yang fundamental reformasi struktural reformasi birokrasi terus kita jalankan meskipun pandemi," pungkas Jokowi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler