Presiden Saleh berasalan bahwa dirinya khawatir akan terjadi pertumpahan darah lebih besar jika tidak segera pulang ke Yaman
BACA JUGA: AS, Cina dan Prancis Dukung Ban Ki-moon
Sebagaimana dilansir The Telegraph, Wakil Presiden Yaman AbdMenurut dia, tulis Reuters, Presiden Saleh juga menentang permintaan Amerika Serikat yang menghendaki segera dilakukannya transisi kekuasaan di Yaman
BACA JUGA: Bentrok Tentara Israel dan Pro Palestina, 23 Tewas
Dalam pertemuan dengan Dubes AS dan perwakilan Eropa pada Senin malam waktu setempat (6/6), Mansur al-Hadi menyatakan menolak menggantikan Saleh."Presiden Ali (Saleh) tidak punya niat untuk menyerahkan kedudukan," bebernya sebagaimana dilaporkan AFP.
Presiden berusia 69 tahun itu tetap bersikeras menolak mundur meski terus didemo rakyatnya
BACA JUGA: Dekatkan Upaya Serbia Gabung UE
Dilaporkan, lebih dari 20 orang demonstran tewas di Taez sejak serangan pekan lalu.Hingga kemarin pagi, beberapa ledakan terdengar di beberapa bagian ibu kota Yaman, Sana'aSaksi mata Waleed Mokbal mengatakan bahwa ledakan disusul dengan asap tebal terjadi beberapa kali di kota tersebutMenurut Mokbal, kebanyakan yang diincar rudal adalah permukiman penduduk"Suara ledakan dan tembakan peluru terdengar berkali-kali di kotaSaling tembak terjadi tanpa henti," ujar Mokbal kepada Reuters.
Sementara itu, kemarin kelompok oposisi mengklaim telah menguasai kota kedua Yaman, Taez, setelah terjadi bentrokan hebat dengan militerDemikian juga, para demonstran bersenjata yang diduga simpatisan Al Qaeda mengklaim telah menduduki gerbang Zinjibar, wilayah selatan Yaman"Taez telah jatuh di bawah kendali kami," kata perwakilan anti pemerintah Sheikh Saeed al-Hammoud Mikhlafi kepada AFP.
Salah seorang tokoh di kota Taez itu mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan ratusan demonstran bersenjata untuk melawan tentara militer pro-Ali yang terus menyerang sejak istana presiden dirudal oposisi akhir pekan lalu.
"Lebih dari 50 orang tewas saat tentara menyerbu para demonstran di Freedom Square, pusat kota Taez," jelas Syekh Saeed.
Setidaknya, menurut dia, 140 orang tewas di Yaman sejak bentrokan antara anti pemerintahan dan militer terjadi pada 23 Mei lalu"Kami akan melakukan demonstrasi besar-besaran kalau Ali (Presiden Ali Abdullah Saleh, Red) balik ke Sana'a," tegasnya.
Namun, klaim oposisi itu dibantah pemerintah YamanMelalui pejabat Kementerian Dalam Negeri Yaman di televisi pemerintah, mereka menyangkal bahwa kota Taez telah dikuasai pemberontakMereka menyebut kondisi dua kota besar di Yaman, yakni Sana'a dan Taez, sudah terlihat kondusif"Warga sudah tenang," rilis pejabat Yaman.
Saleh sendiri sedang menjalani rawat inap di rumah sakit militer di Riyad, Arab Saudi, dan dioperasi oleh tim medis Saudi-Jerman, terutama di bagian wajah, kaki, dan punggungParu-parunya juga dilaporkan terluka parah.
Seorang diplomat Arab Saudi sebagaimana dilansir dari CNN mengatakan, Saleh juga menderita luka sedalam tujuh sentimeter di tubuhnyaDiduga, luka-luka itu disebabkan ledakan bom di masjid kompleks istanaAkibat peristiwa tersebut, tiga orang pengawal Saleh dan seorang imam masjid tewas.
Saksi mata yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, masjid bukan dibom, tetapi dirudal dua kali ketika salat JumatDiduga, serangan itu dilakukan para pendukung Sadeq al-Ahmar, pemimpin suku Hashed dan oposan pemerintahan SalehPasukan Yaman membalas serangan oposisi itu ke kediaman Sadeq al-Ahmar hingga menewaskan puluhan orang(c4/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dekatkan Upaya Serbia Gabung UE
Redaktur : Tim Redaksi