jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Sherpa G20 (Sherpa Meeting) dan pertemuan Deputies Finance akan mendahului penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar pertengahan November mendatang.
Dalam Sherpa Meeting akan dilakukan pembahasan seluruh substansi yang akan dituangkan dalam Leaders’ Declaration.
BACA JUGA: Komjen Gatot Pastikan Strategi Pengamanan KTT G20 di Bali Sudah Tersusun
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan substansi dari Leaders’ Declaration ini lebih mendetailkan hal-hal yang terkait prioritas-prioritas yang ada di G20, utamanya adalah 3+1 prioritas.
Dia menjelaskan hal-hal prioritas tersebut, yaitu arsitektur kesehatan global, tranformasi ekonomi berbasis digital, transisi energi, dan ketahanan pangan.
BACA JUGA: Menko Airlangga Bertemu USTR Ambassador Katherine, Singgung Presidensi G20
"Yang paling penting dalam Leaders’ Declaration ini, seluruh sherpa sedang proses di dalam membahas berbagai kesepakatan yang nanti akan dituangkan di Leaders’ Declaration,” ungkap Susiwijono Moegiarso melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (28/10).
Presidensi G20 Indonesia mengenalkan pendekatan yang baru dengan menghasilkan concrete deliverables, berupa proyek, program, atau inisiatif.
BACA JUGA: Luhut Binsar: Persiapan KTT G20 Sudah 95 Persen
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar Presidensi G20 Indonesia dapat menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia serta meningkatkan peran dan profil Indonesia pada forum G20.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso hadir secara secara virtual dalam acara Primetime News Metro TV, Kamis (27/10).
Proyek, program, atau inisiatif tersebut diklasifikasikan berdasarkan tiga prioritas Presidensi Indonesia 2022 dan akan dituangkan dalam Leaders’ Declaration, yaitu pada Annex G20: Action for Strong and Inclusive Recovery.
Karena itu, diharapkan dapat menjadi lead examples bagi pembangunan berkelanjutan yang riil dan konkret dengan memanfaatkan kerja sama internasional yang melibatkan peran multistakeholders.
“Melalui concrete deliverables ini berbagai proyek tersebut diharapkan akan memberikan manfaat yang nyata dan menjadi legacy bagi Indonesia," kata Susiwijono.
Dia menyampaikan berbagai list of project dari concrete deliverables saat ini sedang dibahas bersama seluruh kementerian teknis.
"Yang dinamakan concrete deliverables ini nanti di dalam Leader’s Declaration akan kami masukkan sebagai Annex disana,” terangnya.
Selain itu, proyek-proyek tersebut harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu berasal dari dua atau lebih negara anggota G20, berdampak global, memiliki mekanisme pendanaan yang jelas, bukan merupakan duplikasi dari forum yang lain, dan bukan merupakan proyek “recycled”.
Susiwijono juga mengungkapkan tantangan lain yang muncul akibat meningkatnya tensi geo-politik setelah konflik Ukraina-Rusia, yaitu krisis pangan, energi, dan keuangan.
Untuk merespons secara cepat hal tersebut, Sekjen PBB telah membentuk Global Crisis Response Group (GCRG) yang menetapkan 6 kepala negara atau pemerintahan, salah satunya Presiden Republik Indonesia.
Dalam konteks Presidensi G20, berbagai pembahasan di tingkat Engagement Group, Working Group, dan Ministerial Meeting, berfokus pada tiga hal yang menjadi pilar utama Presidensi G20 ditambah dengan masalah pangan.
Terkait dengan krisis energi dan krisis pangan, sudah terdapat berbagai rekomendasi yang telah dibahas dalam berbagai Working Group.
Untuk krisis pangan dibahas dalam Agriculture Working Group dan untuk krisis energi dibahas dalam Energy Transitions Working Group.
Menurut Susiwijono, posisi Indonesia kebetulan dua-duanya, yaitu selaku GCRG dan Presidensi G20 sudah pasti akan mengoptimalkan posisi Indonesia sebagai champions dari GCRG dan sebagai Presidensi G20 untuk berkontribusi nyata di dalam memimpin berbagai pembahasan.
"Hal ini bertujuan dalam rangka mengambil langkah-langkah solusi untuk menyelesaikan krisis pangan dan energi di tingkat global ini,” pungkas Susiwijono. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi