JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah mengatakan popularitas yang saat ini disandang oleh
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sesungguhnya minus prestasi masa lalu. Menurutnya, kalau pun mantan Wali Kota Solo itu memiliki prestasi, itu hanya sebatas dalam bentuk pernyataan saja.
"Jokowi populer tanpa catatan keberhasilan masa lalunya. Andai dipaksakan-paksakan maka prestasi Jokowi hanya katanya-katanya," kata Iberamsjah, di Jakarta, Minggu (21/7).
Iberamsjah menilai popularitas Jokowi akan memudar seiring dengan munculnya kesadaran masyarakat bahwa tidak satupun prestasi yang dihasilkannya selama menjadi gubernur.
"Kerjanya hanya blusukan. Prestasi nol. Coba tengok, banjir, macet, dan problem PKL tetap saja menjadi persoalan. Langkah konkret Jokowi terhadap berbagai persoalan yang mendera warga Jakarta kan memang belum ada. Melambungnya nama Jokowi, sebentar lagi juga meredup," ungkap Iberamsjah.
Dia mengatakan, jika menangani banjir saja tidak sanggup apalagi sampai mengharapkan Jokowi bisa menanggulangi berbagai persoalan negara yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan masalah banjir Jakarta.
”Belum lagi jika urusan kenegaraan yang berhubungan dengan negara-negara lain. Buktikan dulu mampu benahi Jakarta baru berpikir untuk menjadi presiden," ujar dia.
Beda halnya dengan penilaian Board of Advisor CSIS Jeffrie Geovanie. Ia yakin popularitas Jokowi akan bertahan dengan mengungguli capres lainnya.
Menurutnya dengan kesederhanaan yang dimiliki Jokowi, politikus PDIP tetap akan disenangi oleh rakyat. Kata dia, tinggal yang dicari adalah calon pendamping Jokowi yang kini digadang-gadangkan akan diusung PDIP pada Pilpres 2014.
Jeffrie menyebut calon yang layak menjadi pendamping Jokowi adalah tokoh Golkar yang berpengalaman. Pilihan ini kata dia dijadikan alasan untuk merebut kursi ketua umum Golkar pada Munas 2015 agar pemerintahan yang terbentuk mendapatkan sokongan yang kuat dari koalisi PDIP dengan Golkar. (fas/awa/jpnn)
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sesungguhnya minus prestasi masa lalu. Menurutnya, kalau pun mantan Wali Kota Solo itu memiliki prestasi, itu hanya sebatas dalam bentuk pernyataan saja.
"Jokowi populer tanpa catatan keberhasilan masa lalunya. Andai dipaksakan-paksakan maka prestasi Jokowi hanya katanya-katanya," kata Iberamsjah, di Jakarta, Minggu (21/7).
Iberamsjah menilai popularitas Jokowi akan memudar seiring dengan munculnya kesadaran masyarakat bahwa tidak satupun prestasi yang dihasilkannya selama menjadi gubernur.
"Kerjanya hanya blusukan. Prestasi nol. Coba tengok, banjir, macet, dan problem PKL tetap saja menjadi persoalan. Langkah konkret Jokowi terhadap berbagai persoalan yang mendera warga Jakarta kan memang belum ada. Melambungnya nama Jokowi, sebentar lagi juga meredup," ungkap Iberamsjah.
Dia mengatakan, jika menangani banjir saja tidak sanggup apalagi sampai mengharapkan Jokowi bisa menanggulangi berbagai persoalan negara yang jauh lebih rumit dibandingkan dengan masalah banjir Jakarta.
”Belum lagi jika urusan kenegaraan yang berhubungan dengan negara-negara lain. Buktikan dulu mampu benahi Jakarta baru berpikir untuk menjadi presiden," ujar dia.
Beda halnya dengan penilaian Board of Advisor CSIS Jeffrie Geovanie. Ia yakin popularitas Jokowi akan bertahan dengan mengungguli capres lainnya.
Menurutnya dengan kesederhanaan yang dimiliki Jokowi, politikus PDIP tetap akan disenangi oleh rakyat. Kata dia, tinggal yang dicari adalah calon pendamping Jokowi yang kini digadang-gadangkan akan diusung PDIP pada Pilpres 2014.
Jeffrie menyebut calon yang layak menjadi pendamping Jokowi adalah tokoh Golkar yang berpengalaman. Pilihan ini kata dia dijadikan alasan untuk merebut kursi ketua umum Golkar pada Munas 2015 agar pemerintahan yang terbentuk mendapatkan sokongan yang kuat dari koalisi PDIP dengan Golkar. (fas/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Buka Puasa Bareng Ribuan Yatim Piatu
Redaktur : Tim Redaksi